Senakal Apapun Anak Saat Dimasjid, Jangan Pernah Marahi, Ini Alasan Kuat dari Rasulullah

Penulis Unknown | Ditayangkan 22 Feb 2018

Senakal Apapun Anak Saat Dimasjid, Jangan Pernah Marahi, Ini Alasan Kuat dari Rasulullah

foto diolah wajibbaca.com via tipsummualiyah.com

Jangan marahi anak yang nakal di masjid....

Kalau bisa ikuti tips dari Rasul untuk mengatasi anak ribut di masjid...

Sering jengkel dan bikin emosi disaat beribadah di masjid tiba-tiba ada anak ribut, hingga membuat ibadah jadi tak konsen. 

Jangan langsung dimarahi, lakukan tips dari Rasulullah ini saja.

Memang seringkali kita yang dewasa merasa terganggu dengan kehadiran anak-anak di masjid.

Pasalnya, anak yang masih tengah menjalani fase bermain dalam kehidupannya biasanya akan asyik sendiri...

Jadi, jika membawa anak ke masjid anak biasanya pasti membuat kehebohan karena mereka ribut sendiri.

Kalau sudah begitu stop marahi anak, sebab ini bahayanya dan ikuti saja tips dari Rasulullah ini saja untuk mengatasinya sebagaimana dikutip islampos.com

Inilah hal yang salah! Mengapa? Sebab, Rasulullah tidak melakukan demikian.

Baca Juga: Anak Usil Jangan Dimarahi Ya Bun, Bisa Jadi Kecerdasan Anak Di Atas Rata-Rata

Bahkan Rasulullah tidak pernah memarahi anak-anak yang ribut di masjid

Bahkan, beliau melakukan hal yang membuat hati anak-anak tenang.

Seperti halnya, menggendong anak ketika shalat atau pun khutbah, mempercepat shalat ketika mendengar anak yang menangis, dan masih banyak lagi hal baik lainnya.

Abdullah Bin Buraidah meriwayatkan dari ayahandanya, Rasulullah sedang berkhutbah -di mimbar masjid- lalu -kedua cucunya- Hasan dan Husein datang -bermain-main ke masjid- dengan menggunakan kemeja kembar merah dan berjalan dengan sempoyongan jatuh bangun- karena memang masih bayi-, lalu Rasulullah turun dari mimbar masjid dan mengambil kedua cucunya itu dan membawanya naik ke mimbar kembali,

Lalu Rasulullah berkata, “Maha Benar Allah, bahwa harta dan anak-anak itu adalah fitnah, kalau sudah melihat kedua cucuku ini aku tidak bisa sabar.” Lalu Rasulullah kembali melanjutkan khutbahnya. (HR. Abu Daud)

Dalam hadis lain diceritakan, bahwa Rasulullah shalat, dan bila beliau sujud maka Hasan dan Husein bermain dengan menaiki belakang Rasulullah.

Lalu, jika ada sahabat-sahabat yang ingin melarang Hasan-Husein maka Rasulullah memberi isyarat untuk membiarkannya, dan apabila setelah selesai shalat Rasulullah memangku kedua cucunya itu. (HR. Ibnu Khuzaimah)

Senakal Apapun Anak Saat Dimasjid, Jangan Pernah Marahi, Ini Alasan Kuat dari Rasulullah

foto via algoruk.blogspot.com

Pada hadis lain diriwayatkan bahwa Nabi memendekkan bacaannya pada saat shalat Subuh (dimana biasanya selalu panjang), lalu sahabat bertanya, “Ya Rasulullah kenapa shalatnya singkat, tidak seperti biasanya?” Rasulullah menjawab, “Aku mendengar suara tangis bayi, kukira ibunya ikut shalat berjamaah bersama kita, aku kasihan dengan ibunya,” (HR. Ahmad).

Tak ada satu pun tindakan Rasulullah yang menunjukkan bahwa beliau memarahi anak-anak di masjid

Lantas, atas hak apa kita memarahi anak-anak di masjid?

Baca Juga : Tak Perlu Sampai Dimarahi Atau Sampai Lakukan ini, Gunakan Tips ini Saja Untuk Membuat Anak Jadi Disiplin

Kita sebagai seorang dewasa, dituntut untuk lebih cerdas dalam memahami dan menyelesaikan masalah anak-anak. 

Jangan biarkan karena kita merasa terganggu, membuat anak-anak takut karena dimarahi.

Lakukanlah cara seperti apa yang diajarkan oleh Rasulullah.

Anak itu merupakan generasi penerus. Jika tidak dibiasakan sejak kecil ke masjid. 

Maka siapa yang akan meneruskan perjalanan kaum muslimin yang memakmurkan masjid?

Jika kita marahi, boleh jadi anak mengalami trauma dan enggan kembali ke masjid. Wallahu ‘alam.

Selain itu, kalau si kecil sudah susah diaturnya ketika di majid dan selalu membuat keributan lakukan beberapa tips ini untuk mengatasinya sebagaimana dikutip syaamil.com

Anjuran Rasulullah

Tidak banyak riwayat yang menceritakan keterlibatan anak-anak dalam kegiatan keagamaan pada masa Rasulullah Saw, khususnya dalam kaitannya dengan shalat jamaah di masjid.

Namun beberapa di antaranya ada yang mengisahkan kehidupan Nabi dengan kedua cucu kesayangan beliau, Saydina Hasan dan Husain.

Sebuah riwayat yang berderajat hasan diriwayatkan oleh Imam Ibn Abi Syaibah, Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, al-Baihaqi, Abu Ya’la, Ibn Khuzaimah, Ibn Hibban, dan Imam Hakim dalam karya-karya mereka.

Riwayat tersebut bersumber dari Buraidah di mana ia menceritakan bahwa suatu kali Nabi sedang berkhutbah di hadapan kaum muslimin. 

Tiba-tiba saja Hasan dan Husain muncul sambil bermain-main di sela-sela saf. 

Mereka asyik bercengkrama sambil berjalan-jalan, terus terjatuh, terus bangkit dan berdiri kembali.

Melihat hal itu, Nabi merasa iba lalu turun dari mimbar lantas menggendong keduanya. 

Kemudian beliau bersabda, “Maha benar Allah dan Rasul-Nya yang pernah berfirman bahwa harta dan anak-anak adalah fitnah. Ketika melihat keduanya, saya tidak tahan untuk menggendongnya”. Lalu Nabi melanjutkan khutbahnya.

Rasulullah Menyikapi Putra-putrinya Saat Sholat

Sementara itu dalam Musnad Imam Ahmad yang bersumber dari Abi Hurairah dengan kualitas hasan menceritakan bahwa pada suatu malam kaum muslimin salat Isya bersama Nabi Saw. 

Ketika beliau sujud, tiba-tiba saja Saidina Hasan dan Husain naik ke atas punggung Nabi. 

Lantas beliau mengangkat kepalanya sembari menahan keduanya dengan tangan beliau dengan cara yang sangat lembut. 

Kemudian Nabi mendudukkan keduanya di samping beliau, lalu kembali melanjutkan salat. 

Namun keduanya kembali melakukan hal yang sama hingga Nabi selesai salat.

Setelah salam, Nabi pun mendudukkan keduanya di atas paha beliau. 

Lalu Abu Hurairah bangkit sambil berkata: Wahai Rasulullah biar saya antarkan mereka pulang ke rumah ibunya?

Lalu Nabi menjawab : Tidak usah. Beliau pun berbicara langsung kepada Hasan dan Husain dengan lembut: Pulanglah ke rumah ibu kalian!

Sambil berjalan dengan disinari oleh cahaya kilat yang berkelipan, keduanya pulang ke rumah Fatimah.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Imam al-Hakim dalam Mustadrak-nya dan mengatakan bahwa hadis ini sahih meskipun tidak diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim. 

Hal senada juga disampaikan oleh Imam al-Dzahabi dalam komentarnya terhadap kitab al-Mustadrak.

Pada hadis-hadis tersebut terlihat jelas bahwa Nabi tidak marah ataupun melarang anak-anak untuk pergi dan berkumpul bersama dengan orang-orang dewasa di dalam masjid, meskipun dalam pelaksanaan shalat jamaah sekalipun.

Dalam kasus lain misalnya, Nabi juga pernah membawa dan menggendong cucu perempuannya yang bernama Umamah.

Anak perempuan dari Sayyidah Zainab binti Rasulillah, dalam salat.

Seperti yang dilansir oleh islami.co, meskipun umur Umamah waktu itu masih sangat kecil dan sangat berpotensi untuk menangis ataupun membuat suasana salat menjadi tidak khidmat, namun beliau tetap membawanya. 

Hal ini sekali lagi menjadi bukti bahwa membawa anak kecil ke masjid adalah hal yang boleh-boleh saja

Hadis lain yang memperkuat pendapat ini adalah hadis yang menjelaskan susunan saf dalam salat jamaah. 

Imam Abu Daud meriwayat sebuah hadis yang bersumber dari Abu Malik al-Asy’ari yang menyebutkan.

Bahwa Rasulullah mengatur saf kaum muslimin dengan menempatkan laki-laki dewasa di saf paling depan dan mengiringinya dengan saf anak-anak.

Hadits ini bernilai shalih atau dengan kata lain dapat diterima, 

Berdasarkan risalah khusus yang pernah ditulis oleh Imam Abu Daud kepada penduduk Mekah kala itu bahwa setiap hadis yang tidak beliau komentari mengisyaratkan bahwa hadits tersebut tidak bermasalah.

Dari beberapa riwayat yang penulis sampaikan, sekali lagi, menjadi bukti bahwa membawa anak-anak ke masjid tidaklah terlarang sama sekali. 

Sekalipun dalam praktiknya mereka bisa saja melakukan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan salat jamaah.

Namun hal ini tidaklah terlalu berpengaruh besar jika dibandingkan dengan maslahat yang akan dimunculkan dari kebiasaan membawa anak-anak ke masjid. 

Yaitu untuk mendidik mereka agar terbiasa melaksanakan salat secara berjamaah ke masjid.

Bahkan dapat dikatakan bahwa maslahatnya jauh lebih besar ketimbang mudarat yang dimunculkannya.

Adapun kendala-kendala seperti berisik atau yang sejenisnya dapat diatasi dengan cara-cara lembut.

Berupa teguran halus terhadap mereka setelah pelaksanaan salat sebagaimana yang dicontohkan Nabi dalam hadis-hadis di atas.

Selain itu, masalah tersebut juga bisa diatasi dengan meningkatkan kerjasama antar semua jamaah.

Dengan pengurus masjid untuk memberikan pendidikan khusus kepada mereka pada waktu-waktu tertentu.

Sehingga dengan demikian rasa kekeluargaan akan terjalin erat di kalangan kaum muslimin sekaligus menularkannya kepada para generasi muda yang nantinya akan melanjutkan jalannya agama ini.

Senakal Apapun Anak Saat Dimasjid, Jangan Pernah Marahi, Ini Alasan Kuat dari Rasulullah

foto via youtube.com

1. Hindari pemaksaan kepada anak agar mau diajak ke masjid. 

2. Saat mengambil posisi barisan shalat atau shaf, ambilah posisi paling belakang 

3. Bagi orangtua yang memiliki anak di atas usia 3 tahun, manfaatkan kemampuan nalar dan bicaranya saat menuturkan sebuah pengertian

4. Jangan pernah memerintahkan kepada anak untuk pulang saat membuat kegaduhan di dalam masjid

5. Sejak dari rumah, jangan lupa untuk menyiapkan perbekalan makanan dan buku bacaan

6. Orangtua supaya terus menerus mengawasi aktifitas si buah hati. Jangan membiarkan anak kita bermain begitu saja

Itulah, 6 Tips Agar Anak Bisa Tenang di Masjid. Mudah-mudahan informasi kali ini bisa memberikan solusi bagi para orangtua yang rajin membawa sang buah hati ke masjid untuk shalat berjamaah.

SHARE ARTIKEL