Bukankah Rindu Bagian dari Cinta, Lantas Apakah Islam Melarang Hal Tersebut?

Penulis Unknown | Ditayangkan 23 May 2017

Bukankah Rindu Bagian dari Cinta, Lantas Apakah Islam Melarang Hal Tersebut?

Tak bisa disangkal, manusia akan selalu bersentuhan dengan cinta. Sementara kecintaan memberikan buah kerinduan. Orang yang mencinta akan rindu kepada orang yang dicintainya. Kerinduan kepada kekasih, seringkali membekaskan duka. Rindu bisa muncul pada setiap manusia untuk apapun dan siapapun. Tentu saja manusia yang memahami perasaannya akan memahami bahwa rindu adalah hal fitrah dan normal yang akan dimiliki. Rindu biasanya dikesankan kepada seseorang yang dicintai atau dimiliki perasaan tertentu.

Lantas, apakah islam melarang rindu? Tentunya islam tidak akan melarang sesuatu yang menjadi fitrah asalkan tidak berlebihan dan mengalahkan rasa cinta kepada Allah.

Ulasan terkait : Bantu Korban Perang, Turki Resmikan Kota Yatim untuk Anak Suriah!

Pengertian Rindu Secara Umum


Rindu secara umum merupakan bentuk emosi atau perasaan yang muncul dari manusia. Rindu sendiri muncul karena keinginan untuk bertemu atau kembali pada suatu moment yang terdapat pada waktu atau adanya kehadiran seseorang tertentu.

Perasaan rindu sendiri bisa muncul secara tingkat yang normal yang berarti masih bisa dikendalikan dan akan terlupakan pada sendirinya ketika tidak teringat dan tidak sampai pada perasaan emosional yang berlebih. Akan tetapi, rindu sendiri bisa muncul dan bisa pada emosional yang berlebih.

Pada titik tertentu rindu juga bisa menekan dan membuat seseorang depresi jika tidak bisa dikendalikan. Untuk itu, rindu seperti ini sudah pada titik yang tidak wajar dan bisa merusak kesehatan.

Kerinduan akan muncul jika kita memiliki satu ikatan emosional atau pengalaman yang benar-benar membekas pada suatu hal sehingga ketika kita kehilangan atau tidak menemukan sesuatu dengan hal tersebut, kita akan merasa kehilangan.

Kerinduan yan tinggi akan muncul jika kita memiliki intensitas yang tinggi terhadap sesuatu itu. Jika tidak, maka kerinduan tersebut akan dirasakan biasa saja.

Rindu Menurut Ajaran Islam


Rindu menurut ajaran islam tentu merupakan bagian dari peraaan yang tergolong fitrah. Rindu menurut ajaran islam bukanlah hal yang dilarang apalagi harus ditekan. Akan tetapi, rindu ini juga harus dikelola dan dijaga agar tidak berlebihan. Hal ini dijelaskan dalam beberapa hal berikut.

1. Tidak Sampai Meninggalkan Syariat Islam


Perasaan rindu tidak menjadi masalah dalam islam, dan bahkan seseorang boleh mengembangkan rasa rindunya kepada hal yang baik.

Untuk itu, jangan sampai rasa rindu ini meninggalkan syariat islam, dan menjadikan islam sebagai hal yang terlantarkan karena rindu manusia pada manusia lainnya. Untuk itu, rindukanlah sesuatu karena memang benar dan sesuai syaraiatnya.

Rindukanlah hal yang baik, dan hal yang memang tidak melanggar perintah Allah justru malah mendekatkan diri kita kepada syariat islam.

2. Tidak Berlebihan


Rindu dalam islam tidak boleh berlebihan. Apalagi sampai dalam bentuk emosional, tangisan, marah, atau perasaan lainnya yang merusak diri dan pikiran positif sendiri. Untuk itu, rindu harus dikelola dengan baik dan tidak boleh sampai pada tingkat emosional berlebihan.

Rindu harus mampu dijadikan sebagai perasaan biasa dan perasaan yang tetap dikelola oleh nalar atau logika manusia. Jika perasaan sudah tidak bisa dikendalikan oleh nalar atau akal manusia, maka biasanya akan muncul sikap berlebihan atau emosi yang tidak dikendalikan.

Bukankah Rindu Bagian dari Cinta, Lantas Apakah Islam Melarang Hal Tersebut?

Ulasan terkait : Kenali Hartamu Hanya Sebagai Koin Bengkok yang Engkau Temukan di Jalan

3. Tidak Melebihi Rindu Kepada Allah


Rasa rindu yang kita miliki jangan sampai melebihi dari rindu kita kepada Allah. Kembangkanlah rindu kita agar selalu mengarah kepada Allah dan tidak sampai kepada rindu yang berujung kepada terjebaknya manusia pada hal lain. Rindukanlah sesuatu yang bisa berefek kepada rindu kita kepada Allah dan rindu kita untuk melaksanakan kebaikan.

4. Tetap Memanusiakan Manusia


Jika kita merindukan seseorang maka tempatkanlah kerinduan kita sebagaimana kerinduan kita manusia biasa. Jangan sampai kerinduan dan juga rasa cinta kita terhadap seseorang melebihi sebagaimana anggapan kita pada manusia yang tidak bersalah. Untuk itu, berikalnlah rasa rindu sesuai tempatnya dan kadarnya.

5. Rindu Akan Sesuatu yang Logis atau Rasional


Kerinduan boleh saja dilakukan, asalkan tidak sampai kepada rindu kepada hal yang tidak logis atau rasional. Misalnya saja menginginkan bertemu pada orang yang sudah meninggal atau sudah tidak ada lagi di dunia. Atau merindukan hal-hal ghaib yang dilarang oleh Al-Quran, dan lain sebagainya.

Memelihara Rindu yang Sesuai Dengan Islam


Mengembangkan rindu yang sesuai dengan islam tentunya sangat diharapkan oleh Allah SWT. Untuk itu, kita harus banyak menggali ilmu pengetahuan tentang islam, tentang ketuhanan agar rasa rindu tersebut tetap ada dalam diri manusia.

Hal ini juga disampaikan dalam surat berikut ini,

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia , dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (Surga).” (QS Al Imran : 114)

Untuk itu, rindu yang diperbolehkan dalam islam misalnya saja merindukan kehidupan yang lebih dan lebih selamat kelak di akhirat. Merindukan dalam islam tentu adalah hal-hal yang mengandung kebaikan.

Misalnya saja yang dilarang adalah orang yang telah hijrah tetapi merindukan saat masa dia jahiliah atau masa dimana mereka tidak mengenal kebenaran islam.

Rindu kepada manusia atau selainnya memang mengindahkan, akan tetapi rindu kepada Allah dan Akhirat yang baik tentu harus dimiliki juga oleh manusia. Karena hal tersebut adalah rindu terbaik yang harusnya diberikan.

Untuk memunculkan rindu kepada Allah maka hendaklah kita sering membaca ayat-ayat Al-Quran beserta penjelasannya, agar diri kita mengenal dekat dan intensif terhadap Siapa Allah, Al-Quran, dan tentang hari Akhirat.

Tanpa mengenal Allah dan Akhirat, Sunnah Rasul, dan berbagai informasi islam lainnya, tentu kita tidak akan pernah meyakini dan merindukan hal tersebut. Sebagaimana kita tidak mengenal seseorang maka kita pun tidak akan pernah bisa merindukan keberadaan orang tersebut. Semoga Allah memberi taufik. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
SHARE ARTIKEL