Allah Datangkan 1 Pemuda Menguji Keimanan, Mirisnya Jamaah 1 Masjid Tak Mengakui Mereka Islam, Kecuali....

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 02 Apr 2017

Allah Datangkan 1 Pemuda Menguji Keimanan, Mirisnya Jamaah 1 Masjid Tak Mengakui Mereka Islam, Kecuali....

Seorang pemuda dengan belati terhunus di tangan masuk ke Masjid sambil berteriak, "Ada yang muslim tidak di sini?"
Senyap. Semua terdiam ketakutan.
Hanya ada seorang kakek yang menjawab, "Ya. Aku orang muslim."

Dengan belati berkilat, orang itu menuju sang kakek dan mengapit lengannya, "Bisa ikut saya keluar," katanya. Lalu mereka keluar.

Tidak berapa jauh dari masjid, mereka berhenti di sebuah rumah.
"Kek, bisa bantu kami memotong hewan kurban ini, biar sah secara Islam?" pintanya sambil menunjuk kambing yang terikat dengan seutas tali dan sedang merumput.

Sang kakek mengambil belati, dan mulai mencoba memotong kambing itu. Dengan tenaganya yang lemah, ia mainkan belati itu ke leher sang kambing. Darah merah muncrat, tapi si kambing meronta dengan kuat ke sana ke mari.
"Ah, aku tak cukup kuat nak, coba kau panggil yang lain di masjid," pintanya menyerah.

Baca Juga: Hati-Hati Bun, Jaga Suaminya!! Karena Diluar Banyak Wanita yang Lebih Tertarik Mengejar Pria Beristri

Si pemuda dengan belati yang berlumuran darah kembali ke masjid, dan berteriak, "Ada orang muslim lain lagi tidak di sini?!"
Seluruh jemaah pucat basi, menyang
ka si pemuda pasti sudah membunuh sang kakek.
Senyap. Tapi semuanya kompak memandang ke satu arah: sang imam.

Sang imam dengan gugup menjawab, "Untuk apa kalian semua memandang aku, hah??! Memangnya shalat dua rakaat saja sudah bikin aku muslim, apa?? !"

***

Kisah tersebut ditulis oleh Andri Mustavidz di akun Facebook pribadinya. “Kisah saya dapat dari Turki, dan saya rasa punya sentilan yang sangat dalam. Ia bukan sekedar lelucon, tapi mengingatkan kita bahwa tidak mentang-mentang kita beratribut Islam, sudah berarti kita muslim,” pungkasnya.

***

Kisah tersebut telah dibagikan ribuan kali. Banyak muslim yang tersentuh, bahkan tertohok, dengan kisah itu.

“Rasanya kayak ditohok,” kata Kuspita Sari.

“Cerita luar biasa,” kata Munawar.

SHARE ARTIKEL