Ini Alasan Marcell Pindah-Pindah Keyakinan Hingga Masuk Islam yang Harmonis Menurutnya

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 23 Apr 2017
Ini Alasan Marcell Pindah-Pindah Keyakinan Hingga Masuk Islam yang Harmonis Menurutnya
hello-pet.com

Marcell menjadi seorang Mualaf.
Diakui penyanyi berdarah Batak ini, sosok yang menjadi tempat curhat dan menimbah ilmu buat dirinya adalah Syekh Muhammad Hisyam Kabbani. Syekh tersebut dikenal sebagai pengajar Sufi yang membuat Marcell jatuh cinta pada Islam.

Menurut Marcell, ajaran Sufistik yang diajarkan Hisyam Kabbani sangat memikat dirinya yang selama ini penuh dengan kegaulan. Ia seperti Bayi yang baru lahir setelah mengenal Islam.

Dikatakannya, selama mengenal Syekh Hisyam ia lebih mengetahui makna Islam sejati dan mengharmoniskan antar umat beragama lewat jalan Spiritual. Marcell kini juga tengah mempersiapkan dirinya untuk terjun dibidang hukum sebagai advokad. Demikian dikutip dari Wikipedia.

Lelaki yang bernama lengkap Marcellius Kirana Hamonangan Siahaan, lebih dikenal dengan nama Marcell Siahaan. Marcell (lahir di Bandung, 21 September 1977; umur 39 tahun) adalah seorang drummer, penyanyi dan aktor dari Indonesia.

Sebelumnya lelaki ini sudah beberapa kali berpindah keyakinan, mulai dari Kristen ke Budha kemudian terakhir diketahui mantan suami Dewi Lestari ini akhirnya memeluk agama Islam.

Dilansir Kapanlagi.com, Marcell mengaku, dirinya adalah seorang yang sering penasaran dan tipikal pencari. Termasuk urusan masalah spiritual. Tak peduli omongan kanan kiri, Marcell terus mencari apa yang terbaik untuknya.

Saya tipe pencari dan mencari. Pencarian spiritual yang sendiri banget dan pencari yang personal hubungan antara saya dan yang maha kuasa. Saya tidak pernah kompromi dengan omongan orang. Terserah orang mau ngomong apa dan ini hidup saya. Bagi saya, saya akan terus mencari yang terbaik,” ungkapnya saat ditemui di Yogyakarta, Sabtu (20/8) malam.

Banyak hal yang dilalui oleh penyanyi ini dalam proses pencarian tersebut. Lebih dari sekadar toleransi, Marcell justru mendapatkan ilmu dan mengajarkan sang anak mengenai kesetiaan dan tidak menghakimi apa yang dipercaya oleh orang lain.

“(Dari pencarian tersebut) Saya lebih apresiatif dengan banyak orang dan pilihan hidup, bukan hanya toleransi. Kita tidak perlu mengkritik dan jangan judge. Dan bagi saya lebih menantang mengajarkan anak saya untuk setia dengan apa yang mereka yakini tanpa judge orang lain,” pungkasnya.
SHARE ARTIKEL