Cukupkah Kata Terima Kasih Untuk Mereka "Guru" Tanpa Panjatan Doa Disetiap Selesai Sholat ?
Penulis Penulis | Ditayangkan 20 Apr 2017Kita tahu jasa guru kita begitu besar.
Kita tahu perjuangan mereka tak kenal waktu.
Ada yang sampai rela naik turun gunung, cuma hanya menebar secerca ilmu.
Berkat guru, kita pun jadi tahu akan baca tulis.
Berkat guru, kita pun jadi bisa berhitung.
Berkat guru, kita pun bisa menjadi seorang engineer.
Lebih lagi jadi seorang guru agama.
Lebih lagi jadi seorang guru yang mengenalkan Islam.
Lebih lagi jadi seorang guru yang menunjukkan shirotul mustaqim.
Waktunya lebih banyak untuk umat, sampai kadang kurang untuk dirinya sendiri dan keluarga.
Terus apa balas kita?
Ucapan terima kasih yang begitu besar tentu pantas disematkan pada mereka.
Karena apa?
Siapa yang tidak tahu terima kasih pada yang berjasa padanya, maka tentu ia tidak pantas dikatakan bersyukur.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لاَ يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidak dikatakan bersyukur pada Allah bagi siapa yang tidak tahu berterima kasih pada manusia.” (HR. Abu Daud no. 4811 dan Tirmidzi no. 1954. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kebaikannya tentu saja pantas untuk dibalas.
Dari Jabir bin Abdillah Al Anshary, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.” (HR. Tirmidzi: 25-Kitab Al Birr wash Shilah, 87-Bab Maa Jaa-a fii Man Tasyabba’a bimaa Lam Yu’thihi, shahih).
Namun kami rasa kebaikan guru kita tak mungkin dibalas dengan jasanya semisal yang ia beri.
Lantas dengan apa?
Dengan doa dan terus mendoakannya dalam kebaikan, itulah cara bisa membalasnya.
مَن صَنَعَ إِليكُم مَعرُوفًا فَكَافِئُوه ، فَإِن لَم تَجِدُوا مَا تُكَافِئُوا بِهِ فَادعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوا أَنَّكُم قَد كَافَأتُمُوهُ
“Siapa yang memberikan kebaikan untuk kalian, maka balaslah. Jika engkau tidak mampu membalasnya, doakanlah ia sampai-sampai engkau yakin telah benar-benar membalasnya.” (HR. Abu Daud no. 1672 dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
SEMUA TENTANG ISLAMI:
1. Pertanyaan " Yesus Sebagai Anak Tuhan" Jawaban Dr Zakir Naik Ini Membuat Pemuda Tampan Ini Masuk Islam
2. Merasakan Tanda-tanda Ini? Berarti Hidup Anda Diberkahi Oleh Allah
Jazakallah khoir para guru kami …
Jazakallah khoir para ustadz kami …
Jazakallah khoir para masyaikh kami …
Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan melimpah di sisi-Nya.
Dari Usamah bin Zaid, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ ، فَقَالَ لِفَاعِلِهِ : جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا , فَقَدْ أبْلَغَ فِي الثَّنَاءِ
“Siapa yang diberikan kebaikan, maka katakanlah kepada pelakunya, “Jazakallah khoiron (semoga Allah membalas dengan kebaikan). Seperti itu sudah sangat baik dalam memuji” (HR. Tirmidzi no. 34).
Semoga Allah membalas jasa baikmu dengan memberkahi umurmu, memberkahi waktumu, menjaga keluargamu, menambah terus ilmumu, memperbagus amalmu, membaguskan dunia dan akhiratmu.
Moga doa kami pun dapat khusus ditujukan pada guru-guru kami sebagaimana contoh ulama salaf terdahulu.
قال الحارث بن سريج: سمعت يحيى القطان يقول: أنا أدعو الله للشافعي، أخصه به
Al Harits bin Suraij berkata, aku mendengar Al Qotton berkata, “Aku senatiasa berdo’a pada Allah untuk Imam Syafi’i, aku khususkan do’a untuknya.”
وقال أبو بكر بن خلاد: أنا أدعو الله في دبر صلاتي للشافعي
Abu Bakar bin Kholad berkata, “Aku selalu berdo’a pada Allah di akhir shalatku untuk Syafi’i.” (Disebutkan oleh Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala’, 10: 20, cetakan Muassasah Ar Risalah, cetakan ke-11, 1422 H).
# Oleh muridmu yang mungkin masih sangat kurang dalam membalas jasamu.Yang senantiasa mengharapkan rahmat-Nya: Muhammad Abduh Tuasikal