Awas Harta Dunia Berlebih! Sikapi dengan Cara Ini Agar Tak Menyesal di Kemudian Hari

Penulis Unknown | Ditayangkan 07 Apr 2017
Awas Harta Dunia Berlebih! Sikapi dengan Cara Ini Agar Tak Menyesal di Kemudian Hari

Jika diberi sebuah pertanyaan, apa yang sebenarnya ingin seseorang cari di dunia ini? Ketahui bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara. Semua yang dimiliki manusia di dunia, hanya titipan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Anak, rumah, mobil dan kekayaan berlimpah yang dimiliki seseorang hanyalah berupa ujian untuk keimanan manusia.

Terlalu cinta kepada harta dunia bisa membuat seseorang lalai dengan akhirat. Kini, bahkan manusia berlomba-lomba mengumpulkan harta dengan beragam cara. Sampai-sampai beberapa di antaranya tidak mempedulikan soal halal dan haram dalam mendapatkannya.

Baca juga : Jangan Asal Adopsi Anak, Ini Hukumnya dalam Islam!

Jika sudah berkelimpahan, mereka lupa bahwa semua kekayaan itu tidak dibawa ke liang lahat. Harta dunia tentu bisa menjadi bumerang jika tidak mampu menyikapinya dengan baik. Lantas bagaimana seharusnya manusia menyikapi perkara harta dunia ini?

1. Menjauhi Sifat Rakus


Sering kita temui, orang berubah menjadi beringas ketika mendapat kedudukan dan kekayaan. Perilaku mereka akan seketika berubah dan gila akan harta, oleh karenanya mereka tidak lagi memikirkan dari manakah uang tersebut diperoleh.

Rasulullah bersabda, “Manusia cepat menua dan beruban karena dua hal, rakus terhadap harta dan rakus terhadap umur alias takut mati,” (HR. Bukhari).

Namun, dalam hal ini bukan berarti Islam merupakan agama yang anti terhadap harta. Justru Islam menganjurkan manusia untuk rajin bekerja dan jangan sampai meminta-minta kepada sesama. Rasulullah SAW bersabda:

Tidaklah sikap meminta-minta terdapat pada diri seseorang di antara kalian, kecuali dia bertemu dengan Allah, sementara di wajahnya tidak ada secuil daging pun,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maka, seorang muslim harus bekerja dengan sungguh-sungguh dan niatkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setelah itu, seseorang harus berhemat dan berbagi dengan sesama makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan demikian, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjaga dari keserakahan terhadap harta.

2. Menyedekahkan Sebagian Harta


Sebagian harta yang dimiliki seseorang ada hak untuk orang lain. Sehingga seseorang dianjurkan untuk menyedekahkan sebagian hartanya kepada orang yang membutuhkan.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah SAW pernah bersabda ketika beliau di atas mimbar sedang menuturkan masalah sedekah dan menghindari perbuatan meminta-minta.

Tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah pemberi dan tangan yang di bawah adalah peminta-minta,” (HR. Bukhari).

3. Tidak Berlebih-lebihan dan Tidak Mengambil Selain Haknya


Berlebihan terhadap harta bisa membuat seseorang tergoda oleh iblis. Kalau sudah tergoda akan mudah seseorang terjerumus dalam perbuatan dosa. Terlebih lagi apabila mereka mendapatkan harta tersebut dari merampas atau mengambil hak orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Demi Allah! Sungguh aku tidak khawatir terhadap kalian kecuali mengenai perhiasan dunia (harta) yang diberikan oleh Allah kepada kalian. Seorang lelaki pun bertanya, “Ya Rasulullah! Apakah kebaikan (harta) itu mendatangkan kejelekan?

Awas Harta Dunia Berlebih! Sikapi dengan Cara Ini Agar Tak Menyesal di Kemudian Hari

Baca juga : Tak Terduga! Al Kahfi, Hari Jum’at dan Jembatan Neraka, Apa Hubungannya?

Rasulullah bersabda,

Kebaikan itu tidaklah membuahkan/mendatangkan kecuali kebaikan. Sesungguhnya harta benda ini nampak hijau (indah) nan manis (menggiurkan). Sungguh perumpamaannya bagaikan rerumputan yang tumbuh di musim semi. Betapa banyak rerumputan yang tumbuh di musim semi menyebabkan binatang ternak mati kekenyangan hingga perutnya bengkak dan akhirnya mati atau hampir mati. Kecuali binatang yang memakan rumput hijau, ia makan hingga ketika perutnya telah penuh, ia segera menghadap ke arah matahari, lalu memamahnya kembali, kemudian ia berhasil membuang kotorannya dengan mudah dan juga kencing. Untuk selanjutnya kembali makan, demikianlah seterusnya.

Dan sesungguhnya harta benda ini terasa manis. Barang siapa yang mengambilnya dengan cara yang benar dan membelanjakannya dengan benar pula, maka ia adalah sebaik-baik bekal. Sedangkan barang siapa yang mengumpulkannya dengan cara yang tidak benar, maka ia bagaikan binatang yang makan rerumputan akan tetapi ia tidak pernah merasa kenyang, (hingga akhirnya ia pun celaka karenanya).” (HR. Bukhari no. 6427 dan Muslim no. 1052).

Menjadi sebuah kesimpulan, dimana kita sebagai manusia yang diciptakan untuk berbuat kebaikan di dunia. Maka dari situlah harusnya kita semakin memperbanyak amalan shaleh dan sebisa mungkin menghindari segala keburukan. Bukan untuk dia atau mereka, tapi untuk dirimu sendiri agar mampu menjadi manusia yang lebih baik lagi hari ini, esok, dan seterusnya.
SHARE ARTIKEL