Akhirnya Blue Bird Pilih Kerja Sama Bareng Go-Jek: Gini kan Enak Damai
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 05 Apr 2017Tukar cendera mata antara Gojek dan Blue Bird. (Foto: David Pratama/kumparan)
Mungkin sudah tak heran lagi bagi telinga kita jika mendengar perselisihan antara penyedia layanan jasa transportasi konvensional dan online. Namun ini malah kebalikanya. Sebuah hal yang patut diacungi jempol. Salah satu penyedia jasa transportasi konvensional berinisiatif untuk melakukan kerjasama.
Melansir kumparan.com, perusahaan transportasi yang terkenal dengan taksi birunya, Blue Bird resmi bekerja sama dengan perusahaan penyedia layanan transportasi online, Go-Jek. Kerja sama ini dinilai mampu mencairkan suasana yang sempat memanas karena sengitnya persaingan antara transportasi konvensional dan online.
Melalui kerja sama ini, pengguna bisa memesan taksi Blue Bird lewat fitur Go Blue Bird yang tersedia dalam aplikasi Go-Jek. Tapi, pengguna juga masih bisa memesan Go-Car yang memiliki kemungkinan pengguna akan diantar oleh taksi Blue Bird. Pemesanan Go-Car yang diantar taksi Blue Bird sendiri sudah mulai berlaku sejak Januari 2017 lalu.
Untuk sistem tarifnya, apabila konsumen memesan Go-Car dan mendapatkan taksi Blue Bird, maka tarif yang dikenakan tetap sama dengan yang berlaku di Go-Car. Sementara apabila konsumen menggunakan Go Blue Bird, maka harganya akan sesuai tarif yang ditetapkan Blue Bird.
Baca Juga: Kalau Nggak Mau Nyebur Sungai Seperti ini, Jangan Nyetir Sambil Pakai Ponsel
"Kelebihan dari Go Blue Bird adalah manajemennya sama dengan Blue Bird, jadi mengandalkan kecepatan dan ketepatan. Sopirnya bisa menunggu kita. Kalau ingin fleksibilitas, bisa dengan Go-Car," ujar CEO Go-Jek Indonesia, Nadiem Makarim dalam peluncuran kerja sama ini di Jakarta, pekan lalu.
Lalu bagaimana skema bisnis antara Blue Bird dan Go-Jek? Bagaimana sistem bagi hasil dalam kerja sama ini?
Head of Investor Relations Blue Bird, Michael Tene mengaku skema bisnis dan bagi keuntungan antara pihaknya dan Go-Jek tidak boleh diungkapkan ke publik, karena terkait Non Disclosure Agreement (NDA).
Ilustrasi Taksi Blue Bird (Foto: Dokumentasi website Blue Bird)
"Belum bisa declare, tapi itu adalah mutually beneficial (kerja sama yang menguntungkan kedua belah pihak)," kata Michael lansir kumparan.com, Selasa (4/4).
Dihubungi terpisah, Kepala Hubungan Masyarakat Blue Bird Group Teguh Wijayanto mengatakan, melalui kerja sama ini, pengemudi tidak dirugikan karena tarif Go-Car yang lebih murah dari tarif argo taksi biasa. Untuk menerapkan tarif murah, Go-Jek memang memberikan subsidi kepada pengemudi, sebagai tambalan atas selisih tarif.
"Kalau memakai subsidi atau diskon, Go-Jek nya yang menanggung, dibayar ke pengemudi," jelas Teguh.
Ia menambahkan, untuk aplikasi Go Blue Bird yang akan diluncurkan dalam waktu dekat, memang kelebihannya ada di kecepatan dan ketepatan, serta dukungan akses armada dan pick up point.
Tarifnya sendiri sama dengan tarif taksi konvensional, atau memesan melalui outlet, telepon, atau di jalan.
Untuk komisi kepada pengemudi, lanjut Teguh, tidak akan berbeda dengan adanya kerja sama ini. Adapun Blue Bird menerapkan komisi progresif, yaitu pengemudi akan mendapatkan sekian persen dari hasil yang didapatkan, dan berlaku kelipatan, sehingga persenan komisinya juga naik jika hasil pendapatannya naik.
Sementara itu, terkait aplikasi My Blue Bird, Teguh mengatakan perusahaan tidak khawatir akan tergerus oleh kerja sama dengan Go-Jek.
"Kita sedang siapkan pengembangan aplikasinya. Selain itu akan ada program diskon temporer, yang berlaku untuk periode-periode tertentu," kata Teguh.
Blue Bird sekarang memiliki sekitar 20 ribu armada taksi Blue Bird (reguler), lalu Silver Bird sekitar 10 ribu, dan Car Rental sekitar 5.000 unit. Blue Bird akan terus merencanakan untuk menggandeng saluran eksternal lain guna melayani pemesanan taksi Blue Bird.