Siswi SD ini Merekayasa dia Diculik, Ini akibat Fatal Berita Hoax Penculikan Anak

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 24 Mar 2017
Siswi SD ini Merekayasa dia Diculik, Ini akibat Fatal Berita Hoax Penculikan Anak
Facebook.com

Kepolisian Rebuplik Indonesia saat ini sudah memberitahukan kepada seluruh masyarakat untuk tidak begitu saja menerima berita. Apalagi yang sedang hebat, berawal dari kasus yang terjadi yaitu pedofilia. Kemudian muncul hoax kasus penculikan anak.

Akibat kesalahan informasi yang diterima masyarakat, ada yang bilang para penculik ini menyamar sebagai pemulung, pengamen, ata bahkan sebagai orang gila. Hingga kemarin ada orang gila yang dikeroyok masa hingga babak belur. Baca disini selengkapnya.

Nah, kali ini malah yang jadi korban adalah orangtua, hingga guru dan kepolisian setempat. Seorang siswi SD dengan begitu lihai merekayasa bahwa ia diculik, bahkan saat interogasi Polisi pun dibuat percaya dengan cerita siswi yang masih SD kelas 5 ini. Cerita itu dikisahkan oleh akun Yuni Rusmini.

Baca Juga: Terjadi Lagi, Orang "Gila" Dikeroyok Massa Sampai Babak Belur "Dikira" Pencuri Anak

Buat Shbt fb Ku....mari kita sikapi secara bijak ttg mslh Setiap berita penculikan . Jgn krn sikap Kita yg berlebihan ,justru mempengaruhi pikiran Dan kejiwaan serta mental Dan perilaku anak Kita, dgn mlkkn imajinasi. Menjaga , mengawasi, melindungi anak adlh kewajiban Kita dr anak sjk msh dlm kandungan. Tanpa ada berita penculikan pun Kita jg ttp punya kewajiban yg Sama. 
Inilah contoh anak korban berita penculikan

Yg membuatnya utk berimajinasi 😭😭😭😭

Kapolsek Semarang Barat, Kompol Arianto Salkeri mengungkap kebohongan siswa SD kelas 5, SH, terkait informasi penculikan anak di Kota Semarang, Selasa (22/3/2017).

Arianto mengatakan SH sudah mengakui telah mengarang cerita bohong, di hadapan guru, kepala sekolah, sekretaris camat dan jajaran Reskrim Polsek Semarang Barat.

Kepada aparat, ia bercerita, SH lolos dari aksi penculikan.
"Tim Reskrim kami telah datang ke rumah SH, malam ini. Sudah diselidiki, ternyata informasi penculikan yang menimpa SH tak benar," ujar Arianto.

Cerita sebenarnya, imbuh Arianto, telepon genggam (hp) SH disita pihak sekolah.
Penyitaan itu dilakukan guru, saat SH ketahuan bermain telepon genggam saat jam belajar.

"Padahal hp itu milik kakak SH. Dia ketakutan cerita jika hp si kakak disita guru. Lalu dibuatlah cerita penculikan oleh SH," beber Arianto.

Arianto pun heran, anak kelas lima SD itu pandai mengarang cerita.
Alurnya pun tampak meyakinkan.
Lokasi penculikan, dikarang SH di SD Negeri Tawang Mas 1.
Waktu penculikan sepulang sekolah.

"Ia mengarang, saat pulang sekolah ada seorang pria membawanya masuk dalam mobil Toyota Avanza. Dalam mobil itu ada dua anak seusianya, mengenakan seragam batik," paparnya.

Selanjutnya, SH mengarang bisa lolos dari penculik saat mobil yang digunakan mengisi bahan bakar di SPBU kawasan Pusponjolo.
SH lolos dengan cara menggigit tangan penculik.
SH pulang berjalan kaki.

Setibanya di rumah, karangan itu dibeberkannya kepada orangtuanya.

"Karangan itu pun diviralkan sejumlah orang melalui media sosial. Jadinya seperti ini, banyak orang resah," kata Arianto.
Arianto menegaskan masyarakat Kota Semarang tak perlu resah terkait aksi penculikan.

Bilamana ada, hal utama yang dilakukan adalah melapor ke kepolisian terdekat.

Jadi jangan lagi kita menyebarkan berita hoax penculikan anak. Jangankan orang gila yang jadi korban, anak kecil saja sudah bisa berbohong hingga memanfaatkan situasi yang sedang in.
SHARE ARTIKEL