Perhatikan Hal Ini Ketika Menulis Status Di Media Sosial, Jangan Sampai Hal Ini Terjadi Padamu

Penulis Penulis | Ditayangkan 06 Mar 2017

Perhatikan Hal Ini Ketika Menulis Status Di Media Sosial, Jangan Sampai Hal Ini Terjadi Padamu

Berhati-hatilah Ketika Menulis Status Di Media Sosial. Jangan Sampai Amal Perbuatanmu Terhapus Karena Riya.

Sering kali kita melihat status yang dikondisikan seolah-olah sedang menunaikan ibadah. Bahkan kita juga pernah menjumpai orang lain dan bahkan orang terdekat kita memposting foto-foto yang juga sedang menunaikan ibadah seperti usai sholat kemudian berfoto yang masih mengenakan perlengkapan sholat, memberi sedekah dan berfoto sambil membaca Al-Qur’an.

Namun  taukah jika membuat status semacam itu adalah bersifat riya’ dan bahkan akan menghapus setiap amal perbuatan manusia.

Kenapa bisa disebut bersifat riya’? Karena melakukan suatu amalan agar orang lain dapat melihat dan kemudian memuji dirinya.

Seperti yang dilansir dari dakwahjomblo.com riya’ merupakan perbuatan dosa syirik kecil karena kita telah mempersekutukan ALLAH. Seharusnya kita beribadah dengan ikhlas karena ALLAH semata, bukan disebarluaskan agar mendapat simpatik dari manusia. Maka tidak tanggung-tanggung pula, ALLAH  akan menghilangkan pahala ibadah kita, jika sudah menyusup sifat riya’ dalam hati kita.

Allah berfirman dalam Surah Al Baqarah ayat 264 yang berbunyi:

Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.

Maka, kita harus berhati-hati dan harus lebih bijak menyikapi hal yang terlihat sepele namun berdampak besar bagi dirinya sendiri. Tak perlu ikut-ikutan seperti yang orang lain, karena Allah menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, bukan berlomba-lomba mempublikasikan kebaikan.

Kita disuruh Allah untuk beribadah dengan ikhlas, bukan untuk menarik simpati manusia. Lakukanlah dengan ikhlas, tentunya ikhlas tanpa terucap, tanpa terlihat dan tanpa terdengar ditelinga orang lain. Biarkan lah ibadahmu hanya ALLAH yang mengetahuinya, dengan cara seperti itulah amal ibadah yang selama ini kalian jalani, tanpa sadar malah terbuang sia-sia hanya karena status.

Dan kunci agar amal ibadah kita diterima oleh ALLAH adalah ikhlas bukan menyebar luaskannya.
SHARE ARTIKEL