Langgeng Hingga Lanjut Usia Ternyata Istri Harus Menjadi Wanita Seperti Ini

Penulis Penulis | Ditayangkan 25 Mar 2017
Langgeng Hingga Lanjut Usia Ternyata Istri Harus Menjadi Wanita Seperti Ini

Ketika Anda dan pasangan terjebak dalam pola yang hampir serupa, berselisih atau berdebat panas, namun tidak ada salah satu dari Anda yang rela mengalah, sudah saatnya Anda mencermati studi berikut ini.

Studi yang dilakukan oleh Lian Bloch, Claudia M. Haase, dan Robert W. Levenson dari Berkeley dan Northwestern University, Amerika Serikat, berfokus pada dampak pengaturan emosi terhadap kepuasan pada pasangan menikah.

Penelitian ini dilakukan kepada pasangan-pasangan menikah berusia 40-70 tahun dengan mengamati cara pasangan ini berinteraksi, khususnya saat terjadi perselisihan dan perdebatan. Studi dilakukan selama 13 tahun dengan merekam interaksi pasangan dalam video.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernikahan dengan istri yang lebih cepat tenang ketika menghadapi perselisihan, adalah pernikahan yang paling bahagia.

BACA JUGA: Akan Tiba Saatnya Semua Wanita Muslim Akan Merasakan Hidayah yang Jatuh Di Hatinya

Ketika istri lebih cepat menguasai diri dan membungkus perdebatan dengan komunikasi konstruktif, maka konflik akan lebih mudah terselesaikan dengan dampak emosional seminimal mungkin.

Komunikasi memang menjadi kunci vital dalam keharmonisan hubungan pernikahan. Dalam pernikahan yang sehat, suami dan istri saling mengecek satu sama lain secara berkala, bagaimana kondisi mereka lahir dan batin.

Komunikasi yang membangun ditandai dengan menanyakan dan memerhatikan perasaan pasangan, menjadi pendengar yang baik, serta membuat mereka tertawa atau menghibur untuk meredakan ketegangan.

Untuk meredakan perselisihan dengan pasangan, dr. David B. Hawkins memberikan 5 tips untuk tetap tenang dan menguasai diri dalam perdebatan yang memanas dikutp dari keluarga.com:


  1. Dengarkan baik-baik apa yang hendak disampaikan pasangan dengan seobjektif mungkin.
  2. Minta pasangan untuk merendahkan tensi percakapan, misalnya melembutkan suara atau bicara dengan lebih pelan, sehingga maksud pembicaraan dapat tersampaikan dengan lebih konstruktif.
  3. Berikan time out jika keadaan sudah terlalu 'panas', dengan mengatakan Anda akan melanjutkan pembicaraan dalam situasi yang kondusif.
  4. Carilah bantuan profesional untuk menjadi penengah, pengarah, dan pengingat dengan kapasitas yang sesuai dan tentu saja, lebih objektif.
  5. Konsisten menjalani proses perbaikan, karena segala perubahan memerlukan waktu untuk menjadi sesuatu yang efektif mencapai tujuan.


Pernikahan yang harmonis dan langgeng memang bukan kerja keras salah satu pihak saja. Namun, sebagai seorang wanita yang dianugerahi kelembutan sekaligus kekuatan dan keteguhan hati, seyogyanya Anda belajar untuk menjadi peacemaker dalam keluarga.

Mengalah bukan berarti kalah. Dalam hal ini, tetap tenang dan terkendali menjadi bentuk hakiki dari kesabaran dan kedewasaan yang nyata.
SHARE ARTIKEL