Lakukan 8 Cara ini agar Anak Tidak Jadi Korban Pedofilia
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 20 Mar 2017
Foto via pinterest.com
Kasus pedofilia atau pelecehan s*ksual anak tengah merebak di tanah air. Kasus ini muncul setelah tersebarnya video dan foto-foto korban di Facebook belum lama ini. Menanggapi hal tersebut, praktisi pendidikan Najelaa Shihab menilai saat ini pencegahan menjadi hal yang paling utama.
“Kekerasan s*ksual makin sering terjadi di sekeliling kita. Karena pencegahan adalah yang paling utama,” ujar dia sebagaimana dilansir Antara News, Jum’at (17/03/2017). Mengutip Satu Media, berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan orangtua agar anak-anak terhindar dari korban pedofilia atau pelecehan anak, di antaranya:
1. Jika anak berkata ‘tidak’ atau ‘stop’ maka harus diikuti. Misalnya saat anak menolak dicium atau minta berhenti saat digelitiki. Anak akan belajar mengendalikan dan menghormati kenyamanan tubuhnya ditentukan oleh reaksi orangtua. Orangtua jangan bilang “sedikit saja”, atau “masak gak mau dicium”.
Baca Juga: "Emang salahnya jadi pedofil dimana?" Kata Lelaki ini
2. Biasakan anak untuk mempercayai intuisinya terhadap bahaya. Ada situasi dimana anak merasa khawatir saat bertemu orang tertentu atau melewati jalan baru. Kemudian, jangan larang anak mendengarkan apa yang dirasakan.
3. Contohkan anak sejak dini untuk membedakan bagian tubuh yang aman dan tidak aman untuk disentuh. Tunjukan sentuhan aman saat menjabat dan mencium tangan. Lalu jelaskan sentuhan tidak aman saat memegang bagian tubuh yang tertutup rapat.
4. Bangun secara perlahan jaringan sosial. Maksudnya, anak dikenalkan lebih dari satu orang yang turut menjaga keamanan anak – seperti nenek dan kakak yang bisa menjadi tempat bercerita.
5. Ajarkan anak tentang rahasia, apa informasi yang boleh disembunyikan dari orangtua, dan mana yang harus diceritakan walaupun diminta seseorang untuk tidak membocorkannya.
Baca Juga: Sepeda Motor "Rasa Mobil" Rp 32 Jutaan, Laris Manis. Dealernya Kewalahan Layani Pembeli
6. Latih secara spesifik kemampuan anak menghadapi bahaya di tempat umum. Misalnya berteriak “tolong” dan bukan “bunda/mama” akan membuat orang di sekeliling lebih waspada.
7. Pelaku kekerasan biasanya orang yang dikenal, menggunakan teknik ‘perawatan’ untuk mendekatkan diri ke anak dan orangtua.
8. Tumbuhkan disiplin diri anak tanpa ancaman dan sogokan. Pelaku kekerasan s*ksual dengan sengaja memilih anak-anak rentan yang mudah ketakutan, kecanduan pujian dan mencari imbalan untuk melakukan sesuatu. []