Ini yang Didengar Dokter Melalui Stetoskop

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 10 Mar 2017

Ini yang Didengar Dokter Melalui Stetoskop

Saat kita melihat dokter sedang memeriksa pasien, seringkali kita lihat dokter menempelkan stetoskop ke tubuh pasien tersebut. Jadi penasaran saja, sebenarnya apa sih yang didengar dokter ketika menggunakan stetoskop itu.

Stetoskop pertama kali dibuat oleh dokter asal Prancis bernama Laënnec di tahun 1819. Kini benda yang menjadi salah satu simbol dari profesi medis ini menjadi alat yang digunakan oleh dokter guna mendengarkan suara di rongga dada seperti detak jantung, suara janin, suara vena, atau suara usus pasien.

Berikut hal yang di check dokter dikutip dari alodokter saat menggunakan stetoskop,

Suara jantung

Ketika melakukan pemeriksaan, dokter akan menempelkan stetoskop ke dada guna mendengarkan detak jantung kita. Tujuannya untuk menentukan apakah jantung berdetak dengan benar dan memiliki ritme yang normal, hingga bisa dijadikan patokan mengenai kesehatan jantung kita.

Detak jantung normal hanya memiliki dua suara yaitu suara S1 yang terdengar seperti ‘lub’ dan suara S2 yang terdengar seperti ‘dub’. Kalau ada yang tidak normal, itu berarti jantung kita memiliki masalah. Berikut suara-suara abnormal jantung yang bisa didengarkan dengan bantuan stetoskop:

Suara abnormal pada jantung yang paling umum adalah suara murmur, yaitu suara seperti desingan, tiupan, atau suara serak yang terjadi selama jantung berdetak. Ini bisa menandakan jika anak terkena penyakit jantung bawaan cacat jantung, saluran antara aorta dan arteri paru-paru gagal menutup dengan benar. Pada orang dewasa, murmur merupakan tanda adanya masalah pada katup jantung, dan berbagai macam kelainan lainnya.

Gallop, irama detak jantung yang menyerupai langkah kuda yang sedang berlari. Ini dapat mengindikasikan adanya gagal jantung, namun jika ditemukan pada atlet berusia muda dan ibu hamil biasanya tidak berbahaya

Suara klik atau suara bernada tinggi yang pendek menandakan adanya masalah dengan katup mitral jantung.

Suara gesekan, menandakan kita terkena infeksi jenis tertentu karena virus, bakteri, atau jamur.

Suara paru-paru

Dengan menempelkan stetoskop di dada, punggung, tulang rusuk, dan tulang selangka, dokter bisa mendengar apakah suara napas kita normal, tidak normal, menurun, atau tidak ada.

Suara paru-paru normal akan terdengar menyerupai suara hembusan angin sedangkan suara yang abnormal diantaranya seperti suara bernada rendah, bernada tinggi, mengi, suara yang bergetar dan keras, atau suara yang menyerupai dengkur bisa menandakan jika kita terkena berbagai penyakit seperti pneumonia, gagal jantung, asma, bronkitis, penyakit paru obstruktif kronis, aliran udara ke paru-paru berkurang, dan kondisi lainnya.

Suara perut

Sebagian besar suara yang diproduksi oleh usus adalah suara pencernaan normal. Tapi jika disertai dengan gejala seperti mual, muntah, diare, sembelit, kelebihan gas, tinja berdarah, dada terasa panas (heartburn), berat badan turun, dan kembung tentu lain lagi ceritanya. Dengan bantuan stetoskop, dokter kemungkinan akan melakukan beberapa tes untuk mendiagnosa penyebab yang mendasarinya.

Suara perut yang terlalu berisik atau tidak bersuara sama sekali kemungkinan disebabkan adanya trauma, hernia, gumpalan darah, tumor, penyumbatan usus, bisul, perdarahan, alergi makanan, tubuh kekurangan kalium, radang usus, usus rusak, paparan radiasi, atau sedang mengonsumsi obat tertentu.

Stetoskop bukan sekedar objek wajib yang melengkapi penampilan dokter, alat yang satu ini berguna untuk membantu dokter mendiagnosis penyakit yang diderita pasien.
SHARE ARTIKEL