Ini Etika Tertawa Agar Menjadi Ibadah

Penulis Unknown | Ditayangkan 25 Mar 2017
Islam memang begitu komplit membahas apa saja yang terjadi masa lalu, sekarang, bahkan di masa depan kelak. Tak hanya itu, Islam juga membahas hal-hal dengan begitu detail, bahkan tertawapun juga ada adab dan etikanya.

Ini Etika Tertawa Agar Menjadi Ibadah

BACA JUGA:  Pacaran Tidak Diperbolehkan, Alasannya Tidak Bisa Dibantah

Dalam islam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat kita tertawa. Berikut merupakan etika tertawa yang benar dan sopan, seperti yang dikutip dari inspiradata.

1. Meneladani Nabi dalam senyuman dan tawa beliau.

Dari Ka’ab bin Malik r.a, ia berkata: ”Rasulullah apabila (ada sesuatu yang membuatnya) senang (maka) wajah beliau akan bersinar seolah-olah wajah beliau sepenggal rembulan.“ (HR. Bukhari)

2. Tidak tertawa untuk mengejek, mengolok, mencela dan sebagainya.

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.” (QS. Al-Hujurat: 11)

3.  Tidak memperbanyak tertawa.

“Berhati-hatilah dengan tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati.” (Hadits shahih, Shahiibul Jaami’ )

4. Tidak menjadikannya sebagai sebuah profesi seperti halnya saat ini.

”Celakalah bagi orang-orang yang bercakap-cakap dengan suatu perkataan untuk membuat sekelompok orang tertawa (dengan perkataan tersebut), sedang ia berbohong dalam percakapannya itu, celakalah baginya dan celakalah baginya.” (HR.Tirmidzi ,telah di hasankan oleh Syaikh al-Albani)

Imam Al-Ghazali berkata, ”Jika demikian, haruslah sesuai dengan canda Rasulullah, tidak dilakukan kecuali dengan benar, tidak menyakiti hati dan tidak pula berlebih-lebihan.”

5. Tidak berlebih-lebihan dalam tertawa dan terbahak-bahak dengan suara yang keras.

”Aku tidak pernah melihat Rasulullah berlebih-lebihan ketika tertawa hingga terlihat langit-langit mulut beliau, sesungguhnya (tawa beliau) hanyalah senyum semata.” (HR.Bukhari)

Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, ”Yaitu, tidaklah aku melihat beliau berkumpul dalam hal tertawa, di mana beliau tertawa dengan sempurna dan suka akan hal tersebut secara keseluruhan.”

Masih banyak lagi hadis yang menceritakan kisah senyuman dan cara tertawa Rasulullah Saw. Untuk itu sebaiknya lebih banyak tersenyum ketimbang banyak tertawa sebab banyak tertawa dapat mematikan hati dan sebaliknya senyum ikhlas adalah sedekah.

Nah, dengan mengikuti ada tertawa diatas, Insya Allah tertawa kita akan berkah dan menjadi pahala..
SHARE ARTIKEL