AL-Quran Dibuang di Depan Gereja, Tanggapan Polisi Gini...

Penulis Unknown | Ditayangkan 02 Mar 2017

Belasan Kitab Suci Al-Quran dibuang di halaman Gereja Jawi Wetan Jemaat Kediri Pephantan. Menurut kepala Polisi Sektor Pesantren Kota Kediri, Komisaris Sucipto, mengatakan jika pelakunya adalah Mamat (30) dan dipastikan mengidap gangguan jiwa.

AL-Quran Dibuang di Depan Gereja, Tanggapan Polisi Gini...

BACA JUGA: Berikan Spanduk Khusus Kepada Raja Salman, Ternyata Artinya....

Dikutip dari tempo, “Pelaku sudah teridentifikasi dan tidak ada unsur kesengajaan atau provokasi,” kata Sucipto, Kamis 2 Maret 2017.

Namun rupanya, tak hanya di halamannya gereja itu saja, sebelumnya sebanyak 23 AL-Quran juga ditemukan di tempat sampah di kawasan Pasar Centong, Kelurahan Bawang, Kecamatan Pesantren. Penemuan itu langsung dilaporkan ke polisi. Setelah diselediki, puluhan kitab suci itu merupakan investasi dari Masjid Ar Rohmad.

Karena itu ketika ditemukan belasan Al Quran berserakan di halaman Gereja Jawi Wetan Rabu kemarin, keurigaan polisi langsung mengarah ke Mamat. Polisi tidak meleset. Mamatlah yang mengambil Al Quran dari masjid dan membuangnya. Namun karena mengidap gangguan jiwa dan tak memiliki motif, polisi tidak menahan pelaku.

Untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman di kalangan umat Islam, polisi bergerak cepat melakukan pertemuan bersama tokoh agama dan masyarakat di Kantor Kecamatan Pesantren pada Rabu malam. Polisi mengimbau masyarakat tidak terprovokasi oleh ulah Mamat.

Sucipto memastikan situasi keamanan Kota Kediri masih kondusif dan tak terjadi gejolak setelah kasus tersebut. Masyarakat dan keluarga Mamat juga diminta ikut mengawasi agar tak terjadi peristiwa serupa yang bisa dimanfaatkan oleh provokator untuk merusak keharmonisan beragama di Kediri. “Situasinya aman dan tak ada gejolak,” katanya.

Kasus ini pun sempat membuat pengurus Nahdlatul, Ulama, Pengasuh Pondok Pesantren, hingga Wali Kota Kediri bertindak serius. Mereka meminta agar polisi bergeral cepat untuk menyelidikinya agar tidak menjadi konflik SARA.

SHARE ARTIKEL