Jangan Pernah Tertipu Dengan Modus Pacaran Bawa-bawa Agama

Penulis Penulis | Ditayangkan 09 Feb 2017
Jangan Pernah Tertipu Dengan Modus Pacaran Bawa-bawa Agama
Saling menasihati dalam kebaikan memang ini perbuatan baik, ini sangat dianjurkan oleh agama. Tapi jika dilakukan dengan maksud ada udang di balik bakwan, tentunya sudah nyeleneh.

Seperti yang dilansir dari dakwahjomblo ini biasanya terjadi pada dua insan lawan jenis yang saling lempar perhatian. Biar koneksi tetap jalan setiap saat, maka setiap waktu sholat saling mengingatkan. Mau tidur tak lupa juga mengingatkan agar membaca doa. Tengah malam bela-belain kirim pesan “Yuk tahajud, biarpun jarak kita jauh, kamu seakan ada didepan menjadi imamku“. Bangun tidur langsung cek hp, senyum-senyum sendiri.

Setuju atau tidak, senang atau tidak ini hanya lepas kangen namun dikemas dengan bungkus agama. Jika wanita/laki-laki belum menikah maka yang bertanggung jawab adalah orang tuanya. memberi makan, nafkah dan pendidikan agama. Setelah menikah, laki-laki bertanggung jawab terhadap istrinya dan wanita menjadi tanggung jawab suaminya.

BACA JUGA: Untuk Ukhti yang Sedang Haid, Ini Tips Menjaga Hati Tetap Dekat Dengan Allah

Lah kamu siapanya?
Pacar? harusnya malu bawa bawa agama.
Kakak/ade angkat? siapa yang ngangkat kamu? tetap ga ada urusan.

Jika tidak ada yang penting atau udzur syar’i, jangan bawa bawa agama kalau cuma mau lepas kangen. Takutnya ntar kalau ada apa apa, sakit hati, patah hati nanti agama juga yang disalahkan. Duh jangan sampai deh.

Ada juga yang ngotot kalau ini juga dakwah. Sebelum dakwah ke banyak orang, ya ke 1 orang dulu aja. Waduh itu dakwah apa modus?

Jika belum ada kesempatan dakwah ke banyak orang, seharusnya dakwah pada diri sendiri dulu. Bukan cari-cari kesempatan dengan alasan dakwah.

Sebelum ngurusin ibadah orang lain, ibadah sendiri udah benar belum?
Sebelum menyuruh orang sholat, sholat sendiri udah on time belum?
Sebelum nasihatin orang lain, kelakuan sendiri udah keren belum?

“In Syaa Allah ga modus kok, saya ikhlas nasihatin dia, bukannya merasa lebih baik, tapi kan saling mengingatkan.”
Yakin ikhlas?

“Seandainya dia mengecewakanmu, tidak mendapatkan apa yang kamu harapkan, kamu sakit hati, karena hatinya berpindah ke tempat lain.”
Kamu masih ikhlas? masih mau ngingetin dia sholat? Masih mau nasihatina dia?

“Iya gapapa, ikhlas kok” *sambil nangis
SHARE ARTIKEL