Jangan Hanya Menanti Kekasih, Kampung "Desaku Menanti" di Malang Ini Patut Dipuji!
Penulis Unknown | Ditayangkan 16 Feb 2017Desaku Menanti diresmikan pada November 2016 lalu. Dibangunnya Desaku Menanti ini ialah untuk menampung pengemis - gelandangan agar melakukan produksi, seperti menjual makanan misalnya. Pemerintah Kota Malang ingin mengembangkan Desaku Menanti ini. Oleh karena itu, dibuatlah desa ini jadi desa wisata.
Kampung Desaku Menanti awalnya merupakan tempat yang dikhususkan untuk gelandangan dan pengemis di Dusun Baran, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Akan tetapi, kini kampung tersebut dijadikan objek wisata baru di kota tersebut. Sebagaimana diulik dari laman berita Tribun, Pemerintah Kota Malang ingin mengembangkan Desaku Menanti menjadi desa wisata.
Baca juga : Entah Kapan Bakal Terungkap, Ini Penemuan yang Masih Bingungkan Dunia!
Kepala Dinas Sosial Kota Malang, Sri Wahyuningtyas, mengatakan setelah dijadikan desa wisata, pihaknya menginginkan pola pikir warga Kampung Desaku Menanti berubah.
“Tidak selamanya pihak pemkot memberikan bantuan. Semua fasilitas sudah diberikan di sini. Jadi kalau mau berubah, pola pikir juga harus berubah. Harus berusaha untuk berkembang. Nah jadi desa wisata, kampung topeng malangan, bakalan ada wisatawan yang ke sini, sekalian menengok usaha-usaha yang dimiliki warga di sini,” kata dia saat meresmikan Topeng Malangan di Desaku Menanti, Selasa (14/02/2017).
Baca juga : Ibu, Ternyata Ini Kesalahan Memasak yang Bikin Gemuk!
Setidaknya ada 100 topeng di Desaku Menanti yang dihuni oleh 188 jiwa dari 38 Kepala Keluarga. Dua topeng besar berukuran sekitar delapan meter. Desaku Menanti diresmikan pada November 2016 lalu. Dibangunnya Desaku Menanti ini ialah untuk menampung pengemis—gelandangan agar melakukan produksi, seperti menjual makanan misalnya.
M. Anton selaku Wali Kota Malang mengatakan, dengan dijadikannya Desaku Menanti sebagai desa wisata, hal ini akan membuat penduduk di sini semakin berkembang. Saat ini pihaknya fokus untuk mengembangkan Desaku Menanti yang dibiayai oleh Kementerian Sosial.