Dianggap Sepele, Apakah Boleh Makan Bareng dengan Orang Kafir?
Penulis Unknown | Ditayangkan 09 Feb 2017Memperbanyak teman bisa dikatakan sebagai jalan untuk memperbanyak rezeki. Selain dengan bersilaturahim, ternyata banyak teman juga mampu menambah ilmu dan pengalaman dalam hidup. Mulai dari kecil, masuk ke sekolah dasar, sekolah menengah, hingga berlanjut ke perguruan tinggi sampai akhirnya mampu berumah tangga dan masuk dunia kerja juga tak akan lepas dari yang namanya pertemanan. Nah, salah satu yang unik adalah ketika mempunyai teman yang mungkin belum punya keyakinan atau bisa disebut kafir, pastilah akan nyaman saja dengan orang seperti itu tergantung dengan sikap yang diterima.
Baca juga : Menggetarkan Hati, Pemuda Nias Ini Nikahi Kekasihnya yang Telah Meninggal!
Jika memang dia yang kafir cukup menyenangkan untuk dijadikan teman, maka tak ada yang tak mungkin untuk menjadikannya sebagai teman dekat dan kemanapun dan kapanpun bersama dengannya. Salah satu contoh misalnya, mengajak makan dan bercanda bersama di sebuah tempat makan. Namun, jika dalam sosialisasi tidak mengapa, bagaimana hukumnya makan bersama dengan orang kafir?
Makan bersama orang kafir tidaklah haram, kalau memang dibutuhkan atau ada kemaslahatan menurut syariat. Namun jangan menjadikan mereka sebagai sahabat sehingga sering makan bersama mereka tanpa sebab yang disyariatkan atau kemaslahatan menurut syarait.
Menurut pandangan Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, Jangan pula bersikap akrab dengan mereka dan tertawa-tawa bersama mereka. Tapi kalau diperlukan, seperti makan bersama tamu untuk menunjukkan kebenaran kepada mereka atau untuk menunjukkan jalan Allah kepada mereka atau karena sebab-sebab lain, maka boleh saja.
Baca juga : Banyak yang Belum Mengerti, Ternyata Begini Manfaat Sholat Dhuha Menurut Medis
Dihalalkannya makanan Ahli Kitab kepada kita tidak berarti boleh menjadikan mereka sebagai sahabat dan teman-teman duduk. Juga tidak menunjukkan dibolehkannya makan-minum bersama mereka tanpa keperluan tertentu atau tanpa kemaslahatan yang disyariatkan. Wallahu Waliyyut Taufik.
Jelasnya adalah, tidak apa-apa jika hanya sekedar berteman dan jangan sampai meragukan keimanan kita kepada Allah SWT. Atau jika memang ingin mencari aman, pertemukan ia dengan teman lain yang beragama muslim, sehingga mungkin saja Allah SWT akan mengetuk pintu hatinya hingga ia mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam sebagai keyakinannya.