Sifat Malu Ini Benar-benar Tercela dan Tidak Seharusnya Dimiliki Umat Muslim

Penulis Unknown | Ditayangkan 12 Jan 2017
Sifat malu memang sudah menjadi sifat alami manusia. Sifat malu ini juga akan membuat seorang dihargai dan menghargai orang lain. Tapi ternyata, tidak semua malu itu baik dan bermanfaat bagi seseorang. Seperti malu berikut ini yang justru akan membawa petaka bagi setiap umat muslim.

Sifat Malu Ini Benar-benar Tercela dan Tidak Seharusnya Dimiliki Umat Muslim

BACA JUGA: Apakah Sah Jika Shalat Berjamaah Berdua Dengan Orang yang Bukan Mukhrim Kita?

Sifat malu dalam hal ini yaitu malu untuk bertanya dalam hal mendalami dan mempelajari suatu ilmu, terlebih ilmu agama. Seperti yang ‘Aisyah RA Katakan,

“Sebaik-baiknya wanita adalah wanita Anshar. Rasa malu tidaklah menghalangi mereka untuk bertafaqquh, memahami agama ini.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Dikutip dari inspiradata,  Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila mereka membutuhkan penjelasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mereka tidak malu untuk langsung bertanya, sebagaimana yang dilakukan oleh Ummu Sulaim radhiyallahu ‘anha.

Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, beliau berkisah,

Ummu Sulaim datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah tidak malu terhadap kebenaran. Apakah seorang wanita wajib mandi jika bermimpi?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ya, apabila ia melihat air (mani).” (Muttafaqun ‘alaihi)

Malu dalam mencari ilmu, memang bukanah hal yang terpuji, malah sifat tersebut merupakan sifat yang tercela dan tidak baik untuk selalu bersikap demikian.

Dari Abu Waqid al-Harits bin ‘Auf radhiyallahu ‘anhu bahwasanya pada suatu ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang duduk dalam masjid beserta orang banyak. Lalu ada tiga orang yang datang.

Kedua orang itu berdiri di depan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Adapun yang seorang, setelah ia melihat ada tempat yang lapang dalam majelis itu, lalu terus duduk di situ, sedang yang satu lagi duduk di belakang orang banyak, sedangkan orang ketiga terus menyingkir dan pergi.

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selesai beliau bersabda,

“Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan perihal tiga orang? Adapun yang seorang (yang melihat ada tempat lapang terus duduk di situ), maka ia menempatkan dirinya kepada Allah, kemudian Allah memberikan tempat padanya. Adapun yang lainnya (yang duduk di belakang orang banyak), ia adalah malu, maka Allah pun malu padanya, sedangkan yang seorang lagi (yang menyingkir dari majelis), ia memalingkan diri, maka Allah juga berpaling dari orang itu.” (Muttafaq ‘alaih).

Masya Allah, malu memang sudah wajar untuk dimiliki manusia, namun kewajaran itu pasti ada batasnya. Jika kita malu bertanya dan mempelajari suatu hal, kita sendirikan yang akan mendapat kerugian?
SHARE ARTIKEL