Pria Sejati Tak Kan Menelantarkanmu, Dia akan Memberi Kepastian

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 30 Jan 2017

Pria Sejati Tak Kan Menelantarkanmu, Dia akan Memberi Kepastian
Ilustrasi sungkem ke calon mertua

Sebuah cerita yang mungkin saja mirip dengan apa yang kamu alami. Semua wanita menginginkan adanya kepastian akan kemana nanti sebuah hubungan yang dijalin dengan pria pujaan hatinya. Namun sayangnya tak semua laki-laki gentle memberikan kepastian mau di arahkan kemana hubungan itu.

Mungkin ada beberapa yang hanya main-main. Namanya pacaran ya memang main-main. Tapi banyak juga yang memang serius untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan. Namun jangan sampai seperti ini.

“PAS aku bilang, ‘Kalau serius, temui saja kedua orangtuaku’ … Dia jawab, ‘Lihat gimana nanti aja.’ Dia minta aku menunggunya menyelesaikan S2 dulu di luar negri,” ceritanya sambil menyebutkan nama salah satu kota besar di Asia Barat.

“Gimana ya, Teh? Aku mulai kecanduan komunikasi sama dia.”

Nah lhoo …
Gimana nih, Single Ladies kalau kamu juga ngalamin hal yang sama seperti cerita di atas?

Yang jadi masalah utama sebenarnya, bukan permintaan si lelaki untuk menunggu. Tapi ini karena, benih-benih cinta yang belum waktunya sudah mulai tumbuh di hati sang gadis.

Kalau belum ada rasa, kemungkinan besar akan lebih mudah menghadapinya. Tinggal jawab,

“Ya udah … Kuliah mah kuliah aja. Nggak usah minta ditungguin segala.”

Tapi karena perasaan nano nano itu mulai bersemayam di hati, inilah sumber masalahnya. Asa galau. Pasalnya udah terlanjur demen, ketergantungan. Padahal mah sama-sama tahu bahwa nggak ada hubungan sah antara laki-laki dan perempuan non mahram sebelum pernikahan.

Sebagai perempuan, ya kita harus tegas. Di usia berapa pun kita sekarang, kalau ada pria yang mendekati, harus bisa ambil sikap yang lebih ditumpangi logika ketimbang perasaan.

Baca Juga: Arti Mimpi Menurut Al Qur'an Dan Hadits

Kalau sama-sama tahu, belum mungkin untuk bersatu dalam ikatan suci bernama pernikahan, tak perlulah meminta ditunggu, atau menawarkan diri untuk menunggu. Karena amat sangat berpotensi membuang-buang waktu.

Apalagi pas diminta menghadap orangtua untuk membuktikan keseriusannya pada diri kita, jawabannya malah ngambang begitu. Udahlah, temenan mah temenan aja. Repot kalo udah sama-sama janji. Biarkan kamu dan dia sama-sama bebas.

Jawab aja, “Ya udah, mending sekarang kita bener-bener temenan aja dulu. Kamu bebas. Saya pun bebas. Kalau kamu di sana tetiba menemukan perempuan lain yang mau kamu nikahi, silakan. Nggak perlu mengabari saya. Pun saya demikian. Kalau di sini, tiba-tiba ada pria lain yang bisa lebih cepat memberi kepastian untuk menikahi saya dan saya bersedia, ya saya nggak wajib ngasih tahu kamu, apalagi minta izin sama kamu.”

Selesai. Udah.

Jangankan yang baru berani ngomong suka via chatting. Yang udah pacaran tujuh tahun bukan LDR saja, ada yang akhirnya mah nggak jodoh. Nikah sama laki-laki dan perempuan lain, yang bukan pacarnya selama bertahun-tahun.

Kalau pada ujungnya setiap hubungan dengan lawan jenis, muara yang diharapkannya adalah pernikahan … Ya bisa kali diprediksikan, mungkin nggak mungkinnya nikah sama dia dari awal?

Jangan menggantungkan harapan pada sesuatu yang serba belum pasti dan tidak jelas. Yakin saja. Kalau sudah takdirnya bersatu mah, jangankan beda negara, beda benua juga pasti ketemu!

Sumber islampos

SHARE ARTIKEL