Pelayanan JNE di Aceh Amburadul, Pelanggan Pun Kecewa

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 10 Jan 2017
Pelayanan JNE di Aceh Amburadul, Pelanggan Pun Kecewa
Antri di Kantor Operasional JNE Banda Aceh menjemput kiriman

Sejak Senin (9/1) pagi, pengguna jasa pengiriman barang bergantian mendatangi Kantor Operasional JNE Banda Aceh. Jelang magrib antrian makin ramai memenuhi lobi kantor. Mereka menjemput kiriman yang sudah berhari-hari sampai, tapi belum diantar ke alamat tujuan.

Di pintu masuk melului selembar kertas pihak JNE mengumumkan “Mohon maaf jaringan sedang eror, bagi kiriman dengan alamat rumah atau kantor, kita tetap melakukan pengantaran ke alamat tujuan.” demikian dilansir acehkita.com.

“Bagaimana ini kalian, barang kami sudah sampai sejak 4 hari lalu, setelah tak kalian antar, dijemput kemaripun kalian ogah-ogahan melayani, saya sudah dari jam 10 pagi menunggu” teriak seorang pengantri.

“Maaf pak, kesalahan bukan dipihak kami. Kita overload kiriman dari Jakarta akibat adanya penundaan pengiriman kargo dampak cuti bersama di tahun baru. Baru dikirim sekarang dan menumpuk seperti ini,” petugas JNE berusaha menjelaskan sambil menujuk tumpukan barang yang masih dalam karung.

Baca Juga: "Suami Kok Takut Istri" Jawaban Pria ini Buat Para Lelaki Berpikir Panjang Sebelum Bicara

Beberapa petugas di kantor tersebut tampak kewalahan, namun tetap berusaha mencari barang pengantri berdasarkan nomor resi yang mereka bawa.

Jelang magrib, pintu ruko tempat oprasional JNE tersebut ditutup, petugas menolak melayani orang baru datang yang meminta dicarikan barangnya. Mereka hanya akan mencari yang sudah menyerahkan nomor resi.

Tapi yang sudah menunggu juga kecewa, barang yang dinanti tidak ditemukan. Oleh petugas mereka diminta untuk menunggu besok kiriman akan diantar atau kembali besok jelang siang.

Berbeda dengan Dede, setelah berjam-jam menanti, dia baru diberitau bahwa kirimannya sudah diantar ,”Ini barang bapak sudah diantar ke alamat oleh kurir kami jam satu siang tadi,” kata petugas sambil memperlihatkan layar komputernya.

Setelah sampai di rumah, Dede tak mendapati barang yang ditunggunya, orang di rumah juga mengaku belum menerima. Saat balik ingin mengkomplain, kantor JNE yang berjarak tak sampai 2 KM dari rumahnya sudah tutup.

Sementara Dava pengguna jasa JNE lainnya menyebutkan, amburadulnya layanan sudah terjadi sejak awal Januari “Sekitar seminggu yang lalu saya juga harus ke JNE jemput kiriman, ternyata di sana juga harus antri, setelah antri hanya ditemukan satu dari dua paket kiriman ke saya,” jelas warga Labhuk, Banda Aceh ini.

Pertengahan 2016, melalui kuasa hukumnya Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), seorang warga Banda Aceh juga mensomasi PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

Somasi ini dilakukan karena perusahaan pengiriman barang nasional tersebut telah menghilangkan dokumen mobil milik korban yang dikirim melalui JNE.
SHARE ARTIKEL