Kisah Inspiratif Desi, Putri Tukang Cukur Rambut yang Masuk Akademi Militer

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 17 Jan 2017

Kisah Inspiratif Desi, Putri Tukang Cukur Rambut yang Masuk Akademi Militer
Desi Gebrina Rezeki dan Ayahnya M Yahya 


Tak ada yang tak mungkin di dunia ini jika ada kemauan dan usaha untuk mencapai cita-cita.

Mungkin itu yang terbesit dibenak Desi Gebrina Rezeki asal Aceh, hingga mampu menembus pendidikan Akademi Militer. Desi cukup istimewa dan beruntung mampu menembus Pendidikan Akademi Militer di Magelang, apalagi dia bukan berasal dari keluarga militer atau keluarga papan atas.

Dikutip dari laman tniad.mil.id, ayah Desi bernama M Yahya, bapak satu ini asli Aceh kelahiran 10 Oktober 1937, kesehariannya bekerja sebagai pangkas rambut yang sudah dijalani memenuhi kebutuhan sejak berumur 25 tahun.

Tiap harinya, Pak Yahya menempuh puluhan kilometer menuju kios pangkas rambut milik orang lain.

Selama inilah, dia bekerja kepada orang lain untuk menopang kebutuhan keluarga dengan empat orang anak, termasuk Desi. Untuk berangkat ke kios pangkas rambut, Pak Yahya mengendarai sepeda motor tua Honda Astrea 70.

Berangkat pukul 9 pagi dan harus pulang larut malam karena jarak tempuh mencapai 23 km dari rumahnya.

Baca Juga: MasyaAllah, Pedagang Bakso ini Gratiskan Penghafal Al Qur'an Hingga Seumur Hidup

Bagaimana Desi bisa masuk jadi Taruni Akademi Militer angkatan 2016?

Desi Gebrina Rezeki adalah anak bungsu kebanggaan Pak Yahya, dia termasuk siswi berprestasi dan sempat menjadi atlet bola voli.

Dia pernah menorehkan prestasi dengan memenangkan kejuaraan bola voli tingkat O2SN dan POPDA Aceh pada 2012.

Pak Yahya mengaku tak pernah tahu pasti Desi ikut ujian masuk pendidikan Militer di Magelang. Yahya cuma tahu Desi pamit dan minta doa restu.

"Selama seleksi saya tidak begitu paham apa saja yang diujikan, Desi hanya pamit dan meminta Doa setiap akan berangkat seleksi," katanya.

Berbekal restu dari orangtua, Desi ikut seleksi dari tahap awal hingga akhir kabar gembira datang. Pada suatu hari, Desi memberikan kabar dirinya lolos tingkat daerah dan akan diberangkatkan untuk mengikuti seleksi tingkat pusat.

"Rasa haru kami seakan tak percaya, sampai kami antarkan Desi ke Bandara Sultan Iskandar Muda," kata Yahya mengenang.

"Beberapa minggu kemudian kami mendapat kabar bahwa putri kami Desi, lulus di terima sebagai Taruni Akademi Militer tahun 2016. Ketika itu saya sedang berada di kios pangkas seraya mengucap dan memuji nama Allah SWT," lanjutnya.

Selama ini, hanya doa dan kepasrahan kepada Allah SWT saja yang diandalkan dari keluarga M Yahya.

"Perasaan bangga tentu ada tapi perasaan syukur kami yang sangat besar pada Allah SWT atas semua ini, tak bisa kami ungkap dengan kata-kata," katanya.
SHARE ARTIKEL