Jangan Dibiarkan Jika Anak Sangat Mengidolakan Super Hero? Ini Bahaya yang Tak Pernah Tersadari

Penulis Unknown | Ditayangkan 20 Jan 2017

Seorang anak putri cenderung menyukai hal-hal yang lembut dan kecantikan seperti boneka, masak-masakan atau bermain mejadi seorang guru. Namun lain halnya dengan seorang anak lelaki yang lebih menyukai dengan apa yang mereka lihat seperti super hero dengan kekuatan super.

Jangan Dibiarkan Jika Anak Sangat Mengidolakan Super Hero? Ini Bahaya yang Tak Pernah Tersadari

BACA JUGA: Alhamdulillah! Diprediksi Tidak Akan Selamat Karena Kondisinya Itu, Bayi Ini Sekarang Bisa Tersenyum

Namun, sebuah studi baru yang dikutip dari liputan6, mengumumkan jika anak-anak yang sangat mengidolakan superhero kan berisiko tinggi menjadi seorang yang agresigf. Penelitian ini dilakukan 2 kali evaluasi terhadap 240 anak-anak di empat lokasi di seluruh Amerika bagian barat.

Mereka menganalisis tiga jenis agresi (bentuk perilaku yang menyakiti), yaitu fisik (memukul, menendang), relasional (menyakiti perasaan orang lain melalui perilaku seperti mengabaikan), dan verbal (panggilan nama).

Orangtua melaporkan, siapa saja superhero yang menjadi favorit anak-anak mereka, seberapa besar kegemaran anak pada superhero, dan seberapa sering anak-anak menonton film atau acara yang menampilkan superhero. Anak-anak juga menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti.

Akhirnya para peneliti menemukan, anak-anak yang lebih mengidolakan superhero lebih berpeluang berada pada jenis agresi secara fisik dan relasional. Hasil ini terlihat pada penelitian di evaluasi kedua.

Penelitian ini juga menemukan, anak-anak tidak ditemukan meniru superhero dengan cara lain, misal menjadi lebih berpeluang untuk membantu atau membela orang lain, menurut Pacific Standard, yang ditulis pada laman Fox Health News.

"Anak-anak di usia dini mungkin sangat beresiko menerima efek negatif dari kekerasan tayangan aksi superhero," tulis tim peneliti.

Teori yang disimpulkan peneliti mengatakan, pada usia muda mungkin sulit untuk anak-anak mampu menguraikan perilaku agresif superhero, yang menunjukkan altruistik (perhatian untuk membantu sesama) dan perilaku pro-sosial (tindakan menolong).

Mereka juga berspekulasi, superhero mungkin lebih bermasalah untuk anak-anak daripada jenis agresinya karena orang tua cenderung "menyetujui dan mendukung" rasa cinta anak terhadap superhero, dengan harapan, anak-anak mereka bisa belajar untuk membantu orang lain.

Nah, bagi para orang tua, sebaiknya lebih diperhatikan dan diperketat lagi. Boleh sih anak memiliki idola apalagi seorang super hero, tapi jangan sampai kelewatan ya..

SHARE ARTIKEL