Inilah yang akan Dilakukan Dajjal Pada Orang-Orang Beriman

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 08 Jan 2017
Inilah yang akan Dilakukan Dajjal Pada Orang-Orang Beriman
Bentuk tipu daya Dajjal
Sebelum hari akhir nanti datang. Dimana semua umat manusia akan dibinasakan. Akan hadir ke tengah-tengah kita sosok bermata satu yang ingin menggoyahkan keimanan seseorang. Sifat buruknya membuat ia memiliki lafadz “kaafir” di keningnya. Dan hanya orang-orang beriman sajalah yang mampu melihatnya. Siapakah dia? Dialah Dajjal.

Menjelang akhir zaman, Dajjal akan datang untuk mencari pengikut. Dimana, ia ingin tak ada lagi orang beriman di muka bumi ini. Kalaupun ada, maka ia tak akan membiarkannya begitu saja. Permainan tipu dayanya ia lancarkan agar bisa menjerumuskan seseorang terhadap perangkapnya.

Lantas, apa yang ia lakukan terhadap orang beriman?

Tipu daya Dajjal adalah menyiksa orang beriman yang tidak mau mempercayai dirinya sebagai Tuhan. Ya, ia akan mengakui dirinya adalah Tuhan. Memang, ia akan diberi kekuatan sebagaimana para Nabi di masa lalu. Tapi, itu hanyalah tipu daya. Dan orang beriman tahu akan hal itu.

Baca Juga: Tanda-Tanda Kematian dari 100 Hari, 40 Hari, 7 Hari

Dari Abu Said Al-Khudri berkata, Rasulullah ﷺ menceritakan kepada kami tentang Dajjal dengan cerita yang panjang dan di antaranya disabdakan, “Dajjal akan datang dan haram atasnya untuk memasuki kota Madinah, sehingga ia berada di luar batas kota di dataran yang luas, lalu ada seorang mukmin yang terbaik dari semua orang datang kepada Dajjal dan berkata, ‘Aku bersaksi bahwa Andalah Dajjal yang telah diceritakan Nabi ﷺ.’

Lalu Dajjal berkata, ‘Bagaimana jika saya bunuh orang ini lalu saya hidupkan kembali apakah kalian ragu tentang aku?’ Jawab mereka, ‘Tidak. Lalu dibunuhlah orang itu dan dihidupkan kembali, maka orang mukmin itu berkata, ‘Demi Allah kini aku makin yakin tentang dirimu bahwa Andalah Dajjal.’ Maka Dajjal berkata, ‘Apakah aku bunuh saja lagi?’ Namun Allah tidak mengizinkan sehingga Dajjal tidak dapat membunuhnya,” (HR. Bukhari Muslim dalam Alu’lu wal Marjan II no. 1858)
SHARE ARTIKEL