Hindari Riya` Tanpa Sadar, Sungguh Karena Bisa Saja Terselip di Lidah Kita!

Penulis Unknown | Ditayangkan 26 Jan 2017

Hindari Riya` Tanpa Sadar, Sungguh Karena Bisa Saja Terselip di Lidah Kita!

Betapa banyak para dermawan yang ingin disanjung yang kemudian dia rela mengeluarkan uangnya hanya agar mendapat pujian. Betapa banyak juga para ustadz yang ingin dikenal memiliki ilmu yang tinggi, dia rela menghabiskan banyak waktu menghafal dalil ini itu hanya untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Jangankan waktu, jangankan harta, bahkan nyawa pun tak segan ia pertaruhkan untuk meraih pujian. Dalam sebuah hadist shahih riwayat muslim dikatakan bahwa seorang mujahid rela mempertaruhkan nyawanya hanya agar mendapat julukan sang pemberani dari manusia. Seakan dia mujahid pemburu pujian itu tak peduli walaupun harus mati yang terpenting dia bisa merasakan kelezatan dipuji-puji dihadapan manusia. Naudzubillah min dzalik.

Baca juga : Syetan Bakal Mengikatmu dengan 3 Ikatan Saat Tidur, Simak Cara Melepaskannya!

Pada dasarnya sifat manusia sangatlah senang untuk ingin dipuji, dihormati dan dihargai. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu Fatawa mengatakan bahwa sifat ingin dipuji merupakan syahwat khofiyyah manusia, sebagaimana seseorang jika lapar dia akan bersyahwat dengan makanan, jika melihat wanita akan bersyahwat dengan wanita tersebut, maka demikian juga jika ada kesempatan untuk menonjolkan kebaikan atau kelebihan yang ada pada dirinya maka dia akan lakukan apapun untuk memenuhi syahwat ingin dipujinya tersebut. Maka tak heran jika ada seseorang yang rela berkorban besar untuk memuaskan syahwat ingin mendapat ketenaran, sanjungan dan penghormatan tersebut.

Sifat manusia yang seperti itulah merupakan pangkal dari penyakit riya’. Maka sungguh riya’ inilah penyakit hati yang sangat berbahaya. Samar namun mematikan. Riya’ mengakibatkan amalan ibadah tak diterima oleh Allah swt. Bahkan Rasullullah shollallahu’alaihi wasallam mengatakan bahwa riya’ adalah syirik kecil.

Sesungguhnya riya adalah syirik kecil
(HR. Ahmad & Al-Hakim)

Begitu berbahayanya penyakit riya’ ini maka banyak orang berbondong-bondong mencari ilmu dan pelajaran tentangnya, apa saja kerugiannya, dalil-dalil yang melarangnya dan bagaimana cara agar terhindar dari penyakit riya’ ini. Meski demikian, manusia tetaplah manusia yang tak luput dari tipu daya syaitan.

Sebagai ilustrasi, mungkin pernah kita mendengar seseorang berkata,

bukannya saya riya’, tapi kesuksesan ini adalah hasil dari kerja keras saya

bukannya saya riya’, tapi sejak saya rajin bersedekah saya merasa lebih tenang

bukannya saya riya’, tapi memang saya merasa ada yang kurang jika tidak bangun sholat malam

Hindari Riya` Tanpa Sadar, Sungguh Karena Bisa Saja Terselip di Lidah Kita!

Baca juga : Shalat Ingat Sesuatu? Ketahui Bukan Karena Dimudahkan, Akan Tetapi Masih Tipu Daya Syetan!

Kalimat pembuka ‘bukannya saya riya’ inilah yang sesungguhnya membuka pintu riya’ tanpa sadar. Sebelum dirinya dituduh riya’ dia berupaya membela diri dengan mengatakan kata-kata ini. Dia ingin menutup-nutupi riya’-nya tersebut dengan mengatakan ‘bukannya saya riya’.

Meskipun demikian, hal ini bukan berarti kita menuduh saudara kita yang mengatakan ‘bukannya saya riya’ dia pasti riya’. Namun ini hanyalah sebagai renungan sekaligus pengingat bagi diri kita bahwa sangat mungkin hati kita tergelincir pada perkara-perkara halus yang mengantar kepada riya’. Terkadang kita mengucapkan ‘bukannya saya riya’, tapi ternyata itu hanyalah sebagai muqoddimah untuk diri kita melakukan riya’.

Terkadang kita mengatakan ‘bukannya saya sombong’ ternyata itu hanyalah sebagai pengantar dari diri kita untuk kemudian menyombongkan diri. Semoga Allah senantiasa melindungi kita dari jebakan penyakit hati dan memberikan kita hati yang bersih.
SHARE ARTIKEL