Warga Aleppo: "Tidak ada yang tersisa kecuali darah dan air mata di tempat saya berasal."

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 19 Dec 2016

Warga Aleppo:
Bus-bus untuk evakuasi warga sipil korban perang dari Aleppo timur dibakar kelompok militan pada Minggu (18/12/2016). Foto / REUTERS / Ammar Abdullah

Ribuan warga Aleppo Timur masih menunggu proses evakuasi ditengah sabotase dan serangan milisi pro-rezim yang mengincar konvoi pengungsi.

Jumat (16/12/2016) lalu, milisi Syiah pro-rezim, menyerang konvoi pengungsi Aleppo. Menurut Yeni Safak, 14 orang tewas dan sekitar 800 orang disandera.

Melansir inspiradata, Suphi Aseh—seorang warga Aleppo Timur bercerita bagaimana ia dapat selamat meski terluka parah. Kaki Aseh dua kali ditembak, namun ia berhasil selamat. Asseh menyebut selamatnya ia sebagai sebuah keajaiban.

“Saya dibawa ke sini (Idlib) beserta keluarga istri saya. Tidak ada yang tersisa kecuali darah dan air mata di tempat saya berasal.”

Baca Juga: Isi Surat Perawat Aleppo yang Putuskan Bunuh Diri Sangat Memilukan

“Assad membantai orang-orang di Aleppo, ketika ia menghendakinya. Pasukan rezim dan teroris asing yang didukung Iran mencoba semua jenis senjata, mereka menjadikan kami sebagai kelinci percobaan.”

“Keselamatan kami adalah sebuah keajaiban; Allah menyelamatkan kami. Ketika saya sedang berjalan di luar kota, mereka menembak saya di kaki saya tanpa alasan,” kata Asseh.

Asseh mengaku ia bukan hanya meninggalkan kampung halamannya semata, namun juga melarikan diri dari kematian.

“Mereka (milisi Syiah Iran), tertawa melihat kami mengungsi. Sambil duduk manis dan minum kopi, mereka menertawakan kami,” tegas Asseh.


SHARE ARTIKEL