Jualan Kacang Rebus Keliling, 2 Bersaudara Ini Ingin Beli Tiket Untuk Pulang. Berikut Kisahnya

Penulis Unknown | Ditayangkan 07 Dec 2016

Kehidupan seseorang dengan orang lain tidaklah sama. Ada yang kaya, ada pula yang miskin. Ada yang tegar da nada pula yang putus asa. Seperti kisah 2 bocah bersaudara ini.

Jualan Kacang Rebus Keliling, 2 Bersaudara Ini Ingin Beli Tiket Untuk Pulang. Berikut Kisahnya

BACA JUGA: Sering Dibully Gara-gara Memiliki Alis Tebal, Wanita Ini Kini Jadi Model

Kakak beradik Siti Mardiah (11) dan Nur Aisyah (10) rela menjajakan kacang rebus di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Mereka melakukannya demi tujuan yang sama, yakni beli tiket untuk pulang kampung ke Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Dikutip dari Liputan6, kakak beradik itu hanya berbekal baskom kecil berisi kacang rebus dan kaleng susu bekas sebagai takaran. Serta, topi sebagai alas kepala dari guyuran hujan.

Mardiah sendiri mengaku sudah 4 bulan berjualan kacang rebus di Kota Makassar. Ia berhara keuntungan dari jualan kacang rebus yang ia dan adiknya kerjakan mampu untuk membeli tiket kapal Pelni ke Probolinggo, Kampung halaman mereka.

"Hasilnya untuk dikumpul sebagai ongkos tiket pulang ke Probolinggo bersama nenek yang ngontrak rumah di Lorong 148, Jalan Tinumbu," ucap Mardiah saat ditemui Liputan6.com di salah satu kedai kopi Jalan Urip Sumoharjo, Makassar, Senin, 5 Desember 2016.

Mardiah bersama adiknya diboyong sang nenek, Sumiati, ke Makassar sejak September lalu. Sebab, keduanya putus belajar dari sekolah dasar di Kabupaten Probolinggo. "Bapak saya Slamet Subur buruh bangunan, dan ibu saya Suciani hanya jaga adik kecil di rumah. Kami berdua putus sekolah di salah satu SD inpres di Kabupaten Probolinggo," Mardiah menjelaskan.

Kendati demikian, Mardiah dan Nur Aisyah mengaku senang jualan kacang rebus keliling karena pembelinya rata-rata membayar lebih. "Orang Makassar baik-baik, dari hasil jualan per hari bisa mengumpulkan Rp 100 ribu, bahkan Rp 150 ribu karena dikasih lebih oleh pengunjung kedai kopi," Mardiah menerangkan.

Safril, salah satu pengunjung kedai kopi Buana di Jalan Urip Sumoharjo mengaku kagum dengan perjuangan Mardiah dan Nur Aisyah. "Hampir setiap hari kakak beradik itu jualan kacang di sini. Dan tak jarang saya kasih lebih karena memang iba dan prihatin nasib pendidikan kedua anak itu yang sudah putus sekolah," warga Makassar itu memungkasi.

SHARE ARTIKEL