Gadis SMA, Status Facebooknya Sentuh dan Luluhkan Hati Jutaan Netizen

Penulis Cang Karna | Ditayangkan 13 Dec 2016
Gadis SMA, Status Facebooknya Sentuh dan Luluhkan Hati Jutaan Netizen

Tentu tidak semua orang bisa memanfaatkan media sosial dengan baik dan bijak. Namun, berbeda dengan seorang gadis dari Banyuwangi, Jawa Timur, ini. Status yang ia buat di Facebook mampu membuat banyak orang sejenak terdiam karena pemikirannya yang brilian.

Pada Kamis 8 Desember 2016, Afi Nihaya Faradisa, siswi dari SMA Negeri 1 Gambiran, Banyuwangi, ini membuat sebuah tulisan sederhana yang sangat inspiratif, namun begitu cerdas, kritis dan bijaksana dalam akun Facebook pribadinya.

Dalam tulisannya, ia berkisah mengenai pengalamannya selama 10 hari tak menggunakan gadget dan internet. Meski teknologi kini menjadi makanan bagi pikiran masyarakat, tapi ia merasa penggunaan teknologi kini telah mencemari hidup banyak orang karena telah menyebarkan hoax dan kebohongan.

Media sosial juga menjadi ajang segala hal untuk diperdebatkan hingga menimbulkan kebencian sesama manusia, padahal perbedaan diciptakan Tuhan.

Kita juga tidak pernah kehabisan alasan untuk saling membenci. Apa-apa dijadikan 'amunisi.'

Sama-sama manusia, kalau beda negara rusuh. Sama-sama Indonesia, kalau beda agama rusuh. Sama agamanya, beda pandangan juga rusuh. Terus gimana nih maunya?

Padahal, kalau bukan Tuhan, lalu siapa lagi yang menciptakan SEMUA perbedaan ini? Kalau Dia mau, Dia bisa saja menjadikan semua manusia 'serupa' dalam segala hal. Lalu, kenapa kita lancang menentang Tuhan dengan meludahi perbedaan?

Aku sendiri tidak pernah mengunfriend yang beda pandangan, aku dan kamu bisa bersahabat walaupun kita tidak sepakat. Pernah lihat orang yang penuh permusuhan hidupnya tenang? Bagaimana kita berharap ada bunga yang tumbuh di atas kawah berapi? Yang dirahmati Tuhan adalah hubungan, bukan permusuhan.

Unity in diversity.

Status FB yang dibuatnya kontan menimbulkan beragam respons. Banyak dari netizen memberi pujian kepadanya, ada pula yang tak menyangka jika gadis usia belasan tahun itu mampu menulis pesan damai dengan cerdas dan di mengerti orang-orang seusianya.

SHARE ARTIKEL