Berikut 9 Fakta Menarik dan Bermanfaat Tentang Usus Buntu

Penulis Penulis | Ditayangkan 07 Dec 2016
Berikut 9 Fakta Menarik dan Bermanfaat Tentang Usus Buntu

Kita semua tahu bahwa di dalam tubuh kita terdapat sebuah organ kecil bernama usus buntu. Sering, organ ini membawa pemiliknya ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit.

Meski demikian, jarang ada yang tahu apa itu usus buntu dan manfaat sebenarnya. Berikut sembilan fakta menarik dan bermanfaat tentang usus buntu.

Mungkin tidak sia-sia

Secara historis, usus buntu dianggap sebagai organ yang sia-sia, murni "sisa" dari proses evolusi. Tapi akhir-akhir ini, para dokter mulai bertanya-tanya apakah mungkin sebenarnya usus memiliki manfaat.

"Baru-baru ini, beberapa bukti baru menunjukkan bahwa usus buntu mungkin memainkan peran dalam meningkatkan jumlah bakteri baik dalam tubuh Anda," kata Niket Sonpal, MD, asisten profesor klinis di Touro College of Medicine di New York.

Meski demikian, jika Anda memilih untuk menghilangkannya, itu tidak mengapa.

Perbanyak serat, buah-buahan dan sayuran

Jika usus buntu meradang atau bermasalah dan tidak diobati, dapat menyebabkan masalah yang fatal.

Sampai sekarang ini, belum ada cara nyata untuk memastikan Anda tidak akan pernah memiliki masalah usus buntu. Namun, ada hal-hal yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko komplikasi.

Menurut University of Maryland Medical Center, makan buah-buahan dan sayuran atau pola kaya serat dapat membantu mencegah peradangan.

Feses dapat menyebabkan masalah usus buntu

Usus buntu berbentuk semacam tabung kecil yang ketika salah satu ujungnya tersumbat. Ini bisa terjadi jika BAB Anda tidak lancar sehingga feses menyumbat ujung usus buntu, kata Sonpal.

Itu sebabnya untuk menjaga sistem pencernaan agar tetap sehat, Anda disarankan menerapkan pola makan tinggi serat.

Rasa sakit dimulai di sekitar pusar

Usus buntu berada di di kuadran kanan bawah perut Anda tapi tanda-tanda masalahnya tidak selalu berada di area itu.

"Tanda pertama masalah usus buntu sebenarnya adalah sakit di sekitar pusar," kata Sonpal. "Rasa sakit itu akan bermigrasi ke sisi kanan perut."

Tidak mudah untuk membedakan antara rasa sakit yang terkait dengan usus buntu dengan rasa sakit yang terkait dengan haid. Jika Anda biasanya tidak mengalami rasa sakit di waktu-waktu tersebut dalam bulan itu atau rasa nyeri terasa seperti bergerak atau berpindah, sebaiknya periksakan diri ke dokter.

Risiko masalah usus buntu lebih rendah pada wanita

Menurut penelitian yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology, risiko Anda mengalami masalah usus buntu, akan sedikit berkurang jika Anda adalah seorang wanita.

"Tidak jelas alasannya mengapa demikian," kata Sonpal. "Tapi itu mungkin karena wanita cenderung mengasup lebih banyak serat."

Usus buntu adalah masalah darurat perut yang paling umum terjadi

Masalah perut adalah alasan paling umum yang menyebabkan orang masuk UGD , menurut penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of General Medicine. Dan penyebab yang paling umum dari semua jenis sakit perut adalah usus buntu.

Tetapi kasusnya semakin berkurang

Terlepas dari kenyataan bahwa usus buntu adalah masalah umum yang terjadi di UGD, tapi makin lama jumlah kasusnya makin sedikit. Menurut Sonpal, penurunan ini kemungkinan besar karena peningkatan asupan serat di masyarakat.

Mengangkat usus buntu adalah prosedur yang cukup mudah

Jika Anda tiba di UGD tepat waktu, dokter bisa mengangkat usus buntu Anda dengan metode laparoskopi-alias tidak ada sayatan besar dan tidak ada bekas luka. Bahkan, seluruh prosedur hanya memakan waktu sekitar delapan menit, menurut Sonpal.

Kecuali usus buntu Anda pecah

"Jika usus buntu pecah maka kondisi akan berubah menjadi lebih rumit dan berbahaya," kata Sonpal. Bila meradang, usus buntu akan mulai membengkak.

"Ini seperti jerawat di perut," kata Sonpal. Jika itu terjadi, usus buntu akan bisa pecah dan semua kotoran atau bakteri akan keluar.


Dokter harus membuka perut Anda, membersihkannya, dan memperbaiki organ lain yang berpotensi rusak karena tumpahan kotoran atau bakteri. Kerusakan ini berpotensi menyebabkan luka jangka panjang dan jaringan parut.
SHARE ARTIKEL