Kakek yang Hidup di Liang Lahat Seumur Hidupnya Itu Akhirnya Meninggal
Penulis Unknown | Ditayangkan 25 Nov 2016 Seorang kakek di sebuah kota di Mesir hidup sendirian di dalam lubang tanah selama lebiih dari 50 tahun, tapi kini ia meninggal. Lebih dari 7.000 orang dari Kota Naqada di Gubernuran Qena berpartisipasi dalam pemakamannya.
BACA JUGA: Dua Solusi Langsung Dari Nabi, Bagi Pasangan yang Telah Lama Menikah Tak Kunjung Punya Anak
Dikutip dari Dream, Kakek itu meninggal pada jumat dan dimakamkan bersama rahasia pribadinya. Mohammed Zouz, salah satu warga kota, mengatakan kakek itu tinggal di lubang dalam keadaan telanjang selama 52 tahun.
Katanya, ia tak pernah melihat upacara pemakaman yang lebih khitmat daripada itu. Para wanitanya menatap dengan penuh kesedihan seraya membacakan doa untuk kakek itu. sementara para pemuda menaburkan bunga disepanjang jalan hingga sampai ditempat pemakaman.
Al-Arabiya.net kemudian bertanya kepada beberapa warga kota tentang kakek itu dan kehidupannya, termasuk alasan dia tinggal di lubang tanpa mengenakan pakaian apapun. Ternyata namanya adalah Jad al-Karim Abdelrahim Jad al-Karim. Dia berasal dari Naqada dan masa mudanya dihabiskan di ibukota Mesir, Kairo.
Setelah mengalami trauma akibat kejutan psikologis, dia kembali ke Naqada dan tinggal di sebuah lubang dekat sungai kecil. Dia selalu makan ikan dan tidak pernah berpakaian, hanya selimut untuk tidur. Namun, tidak ada satu wargapun yang tahu trauma apa yang kakek itu alami.
Uniknya, warga kota yang sering meminta doa dari Kakek Jad. Dia juga selalu menanggapi panggilan warga kota dan memberkati mereka. Tak hanya itu, kakek Jad juga tahu nama semua orang, meski tidak pernah duduk berdampingan. Jika seseorang memberi hormat, dia akan membalas, dan menyapa dengan menyebut nama orang itu.
Mengenai lubang kecil tempat dia tinggal, meskipun banjir melanda, dia tidak pernah meninggalkannya. Dia akan tinggal di dalamnya sampai banjir surut dan lubang tersebut kering dengan sendirinya.
Warga kota mengklaim beberapa kerabat kadang mengunjunginya. Namun mereka tidak mau membahas tentang Kakek Jad. Orang itu tidak pernah ingin berbicara dengan orang-orang atau berbaur dengan mereka.
Kakek Jad juga tidak mengizinkan siapa pun untuk mengambil foto-foto dirinya. Dia menolak hadiah dan uang yang diberikan orang-orang kepadanya. Dia memancing ikan sendirian dan memberikannya kepada warga kota. Kadang-kadang ikan itu dimasak dan diberikan lagi ke Kakek Jad.
Beberapa tokoh kota juga pernah memanggil dokter untuk memerksa kondisi kejiwaan kakek Jad. Tapi ternyata, kesehatan dan mentalnya normal, malah dokter yang bingung dalam menjelaskan kondisinya. Hmm.. semoga seluruh amal ibadah Kakek Jad diterima disisinya.
BACA JUGA: Dua Solusi Langsung Dari Nabi, Bagi Pasangan yang Telah Lama Menikah Tak Kunjung Punya Anak
Dikutip dari Dream, Kakek itu meninggal pada jumat dan dimakamkan bersama rahasia pribadinya. Mohammed Zouz, salah satu warga kota, mengatakan kakek itu tinggal di lubang dalam keadaan telanjang selama 52 tahun.
Katanya, ia tak pernah melihat upacara pemakaman yang lebih khitmat daripada itu. Para wanitanya menatap dengan penuh kesedihan seraya membacakan doa untuk kakek itu. sementara para pemuda menaburkan bunga disepanjang jalan hingga sampai ditempat pemakaman.
Al-Arabiya.net kemudian bertanya kepada beberapa warga kota tentang kakek itu dan kehidupannya, termasuk alasan dia tinggal di lubang tanpa mengenakan pakaian apapun. Ternyata namanya adalah Jad al-Karim Abdelrahim Jad al-Karim. Dia berasal dari Naqada dan masa mudanya dihabiskan di ibukota Mesir, Kairo.
Setelah mengalami trauma akibat kejutan psikologis, dia kembali ke Naqada dan tinggal di sebuah lubang dekat sungai kecil. Dia selalu makan ikan dan tidak pernah berpakaian, hanya selimut untuk tidur. Namun, tidak ada satu wargapun yang tahu trauma apa yang kakek itu alami.
Uniknya, warga kota yang sering meminta doa dari Kakek Jad. Dia juga selalu menanggapi panggilan warga kota dan memberkati mereka. Tak hanya itu, kakek Jad juga tahu nama semua orang, meski tidak pernah duduk berdampingan. Jika seseorang memberi hormat, dia akan membalas, dan menyapa dengan menyebut nama orang itu.
Mengenai lubang kecil tempat dia tinggal, meskipun banjir melanda, dia tidak pernah meninggalkannya. Dia akan tinggal di dalamnya sampai banjir surut dan lubang tersebut kering dengan sendirinya.
Warga kota mengklaim beberapa kerabat kadang mengunjunginya. Namun mereka tidak mau membahas tentang Kakek Jad. Orang itu tidak pernah ingin berbicara dengan orang-orang atau berbaur dengan mereka.
Kakek Jad juga tidak mengizinkan siapa pun untuk mengambil foto-foto dirinya. Dia menolak hadiah dan uang yang diberikan orang-orang kepadanya. Dia memancing ikan sendirian dan memberikannya kepada warga kota. Kadang-kadang ikan itu dimasak dan diberikan lagi ke Kakek Jad.
Beberapa tokoh kota juga pernah memanggil dokter untuk memerksa kondisi kejiwaan kakek Jad. Tapi ternyata, kesehatan dan mentalnya normal, malah dokter yang bingung dalam menjelaskan kondisinya. Hmm.. semoga seluruh amal ibadah Kakek Jad diterima disisinya.