Data BPS Pengaruhi Indek Harga Saham Gabungan
Penulis Cang Karna | Ditayangkan 07 Nov 2016
Pergerakan indeks harga saham gabungan pada awal pekan hari ini, Senin, 7 November 2016 diperkirakan masih dapat berpotensi menguat setelah kemarin berhasil ditutup di zona hijau di tengah aksi demo besar-besaran dengan naik sebesar 33,15 poin atau 0,62 persen ke level 5.362.
BACA JUGA : Harga Minyak Turun Akibat Ada Ketegangan Antara Arab Saudi dan Iran
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Surya Wijaya mengatakan, IHSG saat ini sedang menguji batas bawah atau support level 5.302 yang telah lama ditinggalkan. Menurutnya, kondisi pergerakan masih berada dalam rentang konsolidasi wajar.
"Sedangkan target batas atas atau resistance saat ini berada pada level 5.421, hari ini IHSG berpotensi menguat," ujarnya di Jakarta.
Jika terjadi koreksi wajar, kata William, investor masih dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan akumulasi beli saham-saham berkapitalisasi besar.
"Momentum ini dapat dimanfaatkan oleh para investor untuk melakukan akumulasi pembelian mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam jalur uptrend," ujarnya menambahkan.
Di samping itu, saat ini investor juga tengah menanti rilis data perekonomian yang akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) yang diperkirakan masih dalam jalur stabil.
"Disertai oleh kondisi perekonomian yang cukup stabil, rilis data perekonomian pekan ini akan menjadi salah satu faktor yang akan memengaruhi pola gerak IHSG."
Sejumah saham yang menjadi rekomendasi hari ini untuk dilakukan pembelian di antaranya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT XL Axiata Tbk (EXCL), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA).