Dipaksa Fokus Untuk Belajar Ditengah Kondisi Kelas yang Nyaris Runtuh, Siswa Sekolah Ini Mengaku Takut
Penulis Unknown | Ditayangkan 24 Nov 2016 Siswa kelas 6 SDN 1 Ngasinan, Kecamatan Jetis, Ponorogo, Jatim khawatir tiap kali kegiatan belajar mengajar berlangsung. Bagaimana tidak? lihat saja kelas mereka, sudah bolong-bolong dan hampir roboh.
Dikutip dari Okezone, mereka terpaksa belajar di kelas itu karena tidak ada kelas lainnya. Sebanyak 15 siswa-siswi kelas 6 SDN 1 Ngasingan terlihat sedang belajar seperti biasa walaupun atap kelas di topamh dengan 6 tiang bamboo.
Mereka belajar dan membaca buku di ruang kelas itu. Buku-buku pelajaran pun tampak berserakan di meja yang ditata secara menggerombol di ruang kelas.
⠀
"Sejak ada enam tiang bambu yang menopang rangka atap ruang kelas, kami tidak bisa lagi belajar dengan tempat duduk secara sendiri-sendiri. Kami menata tempat duduk dan meja secara berkelompok supaya ruangannya muat," kata salah satu siswi, Isna Maulida Nurdiani, seperti dikutip dari Madiunpos(dot)com, Rabu (23/11/2016).
⠀
Isna mengaku, takut saat hujan deras disertai angin mengguyur wilayah Ngasinan. Ketakutan ini karena bambu penopang rangka atap bisa saja setiap saat ambrol dan runtuh hingga menimpa orang yang ada di ruang kelas itu.
⠀
"Sebulan terakhir belum ada hujan disertai angin kencang di wilayah ini saat jam pelajaran. Mungkin kalau ada hujan dan angin kencang, kami akan lari dan keluar kelas untuk mencari tempat yang lebih aman," ujar dia.
Hal senada dikatakan siswa lainnya, Very Sandriyana. Ia berharap, pemerintah segera memperbaiki ruang kelas tersebut supaya siswa-siswi bisa belajar dengan tenang dan tidak takut ruang kelas roboh. "Apalagi sebentar lagi kan mau ujian nasional, saya berharap sebelum UN ruang kelas ini sudah bagus sehingga kami bisa belajar dengan tenang," ujar dia.
Salah satu guru SDN 01 Ngasinan, Agus Sucirahanto mengatakan, jumlah murid di SD itu sebanyak 70 anak, sedangkan murid kelas VI sebanyak 15 anak. Menganai kondisi itu, ia telah memberi tahu UPT pendidikan Kecamatan Jetis sejak 5 Oktober lalu, tapi hingga kini belum ada respon.
Dikutip dari Okezone, mereka terpaksa belajar di kelas itu karena tidak ada kelas lainnya. Sebanyak 15 siswa-siswi kelas 6 SDN 1 Ngasingan terlihat sedang belajar seperti biasa walaupun atap kelas di topamh dengan 6 tiang bamboo.
Mereka belajar dan membaca buku di ruang kelas itu. Buku-buku pelajaran pun tampak berserakan di meja yang ditata secara menggerombol di ruang kelas.
⠀
"Sejak ada enam tiang bambu yang menopang rangka atap ruang kelas, kami tidak bisa lagi belajar dengan tempat duduk secara sendiri-sendiri. Kami menata tempat duduk dan meja secara berkelompok supaya ruangannya muat," kata salah satu siswi, Isna Maulida Nurdiani, seperti dikutip dari Madiunpos(dot)com, Rabu (23/11/2016).
⠀
Isna mengaku, takut saat hujan deras disertai angin mengguyur wilayah Ngasinan. Ketakutan ini karena bambu penopang rangka atap bisa saja setiap saat ambrol dan runtuh hingga menimpa orang yang ada di ruang kelas itu.
⠀
"Sebulan terakhir belum ada hujan disertai angin kencang di wilayah ini saat jam pelajaran. Mungkin kalau ada hujan dan angin kencang, kami akan lari dan keluar kelas untuk mencari tempat yang lebih aman," ujar dia.
Hal senada dikatakan siswa lainnya, Very Sandriyana. Ia berharap, pemerintah segera memperbaiki ruang kelas tersebut supaya siswa-siswi bisa belajar dengan tenang dan tidak takut ruang kelas roboh. "Apalagi sebentar lagi kan mau ujian nasional, saya berharap sebelum UN ruang kelas ini sudah bagus sehingga kami bisa belajar dengan tenang," ujar dia.
Salah satu guru SDN 01 Ngasinan, Agus Sucirahanto mengatakan, jumlah murid di SD itu sebanyak 70 anak, sedangkan murid kelas VI sebanyak 15 anak. Menganai kondisi itu, ia telah memberi tahu UPT pendidikan Kecamatan Jetis sejak 5 Oktober lalu, tapi hingga kini belum ada respon.
loading...