Berniat Traveling Sendirian? Hang On, Lihat Dulu Betapa Bahayanya dari Film Ini
Penulis Unknown | Ditayangkan 17 Nov 2016Banyak yang membicarakan bahwa kita harus berjiwa bebas dan berani melakukan penjelajahan sendiri.
Tak jarang pula pada acara televisi tertentu memberikan kesan untuk mengajak seseorang melakukan perjalanan sendiri atau solo traveling.
Seakan memberikan petunjuk bahwa kita bisa melakukan hal tersebut hanya dengan modal nekat dan tanpa perlu repot-repot berpikir panjang.
Baca juga: Kuliner Anti-Mainstream, Berani Coba Makanan Satu Ini? Dijamin Bergidik Ngeri!
Namun dibalik itu semua, ada sejumlah kasus yang menghantui para solo traveler, mulai dari tak adanya bantuan ketika di tengah hutan, sampai terdampar diatas batu karang yang dikelilingi ombak ganas.
Menyeramkan bukan? Untuk itu, berikut ini list film yang bisa membuat kamu berpikir ulang untuk solo traveling.
Setelah dibaca, tonton filmnya biar makin paham.
1. Jangan pernah mencoba mengeksplor tempat baru sendirian, apalagi pantai yang belum pernah didatangi orang sendirian.
Punya hobi berselancar memang bukan sebuah kekeliruan. Namun berselancar sendirian tanpa ada teman yang menemanilah yang keliru.
Film The Shallows menggambarkan solo traveling berubah menjadi sebuah bencana.
Nancy, seorang mahasiswa kedokteran asal Texas yang hobi berselancar, dikisahkan tiba di sebuah pantai eksotis yang tak diketahui banyak orang di Meksiko.
Orang-orang sana memilih merahasiakan ketimbang nantinya malah banyak pengunjung dan ekosistem jadi rusak.
Pemandangan indah, sepi pengunjung, dan ombak yang besar membuat pantai jadi idaman para peselancar.
Akan tetapi, liburan tersebut berubah jadi sebuah mimpi buruk, sekaligus pengalaman tak terlupakan bagi Nancy.
Dirinya harus terjebak di sebuah batung karang besar di tengah laut, plus hiu putih besar kelaparan yang mengancamnya.
Sebelumnya, Nancy sempat digigit di bagian paha dan harus berjuang untuk menghentikan pendarahan.
Mending tonton langsung sana filmnya. Biar kamu bisa pikir-pikir lagi buat solo traveling ke pantai yang sepi pengunjung.
2. Selalu ajak seseorang untuk mendampingimu traveling, jangan sampai terjebak dalam kesulitan saat tak ada orang yang bisa dimintai pertolongan.
Film 127 Hours merupakan film yang based on true event. Sebuah film biopik dari Aron Ralston, seorang petualang, yang terjepit di celah-celah ngarai tebing di pedalaman Utah selama 127 jam.
Kala film diputar dan berkaca bagian awal film, kamu pasti takkan menyangka jika di pertengahan film akan terjadi tragedi tragis.
Semuanya tampak asik dan menyenangkan, hingga pada akhirnya sebuah bencana menimpa Ralston.
Sebuah bongkahan batu bergerak secara tak terduga hingga akhirnya menjepit tangan kanan Ralston.
Bisa kamu bayangkan, Ralston benar-benar terjebak. Dengan semangatnya yang tak pernah padam, Ralston terus bertahan meskipun berada pada titik terendah dalam hidupnya.
Selain semangat hidup yang jangan pernah padam, hal lain yang bisa diajarkan dari cerita tersebut adalah kita perlu menimang lagi rencana ber-solo traveling.
Kalau bareng teman-teman, mungkin Ralston bisa lebih cepat dievakuasi.
3. Obsesi seorang mahasiswa untuk menjadi manusia seutuhnya di alam liar berujung kisah tragis. Tonton deh film ‘Into The Wild’. Kisah ini berdasarkan pengalaman nyata.
Seorang pemuda pintar dan baru lulus kuliah, Christopher McCandless, memilih jalan yang berbeda dari kebanyakan orang.
Dia memutuskan untuk berusaha menjadi manusia seutuhnya sambil berpergian.
Hutan, pantai, padang bebatuan, dan lokasi-lokasi lainnya berhasil ditemuinya.
Baginya, bertemu orang-orang yang berbeda merupakan sebuah kepuasan tersendiri.
Kisah McCandless jelas lebih dari sekedar solo traveling. McCandless semacam seorang musafir dan dengan alam liar sebagai rumahnya.
Guna memenuhi kebutuhan makannya, dia hidup dengan berburu landak, rusa, bebek, memakan umbi-umbian dan buah raspberry.
Hidup di alam liar tersebut bikin obsesinya tercapai. Namun, kebahagiaan ini hanya berlangsung singkat.
Setelah empat bulan, McCandless lalu berakhir tragis.
Dia ditemukan tewas oleh para pemburu rusa. Jasadnya telah membusuk.
4. Mencari ketenangan ke tempat yang lebih sepi di daerah terpencil memang tak salah. Jalan sendiriannya itu lho yang agak kurang. Jangan sampai mengundang seseorang untuk melakukan hal buruk.
Film I Spit On Your Grave menceritakan Jennifer, seorang penulis, yang sengaja pergi ke sebuah daerah terpencil untuk menyelesaikan novel terbarunya.
Jennifer berpikir pemilihan tempat terpencil yang jauh dari hingar bingar perkotaan bisa membuatnya lebih fokus dalam menggarap karya terbarunya. Di sana, Jennifer menyewa sebuah pondok.
Namun, suasana damai dan tenang dengan cepat sirna seketika setelah sekelompok preman lokal memperkosa dan menyiksa dirinya.
Meskipun konflik cerita yang terjadi kemudian sebuah ajang balas dendam Jennifer pada preman tersebut.
Tetapi, tetap saja jika film tersebut mengajarkan untuk supaya lebih hati-hati kala solo treveling.
Baca juga: Pengen Anget Di Kala Hujan? Eits! Coba Dulu Kuliner Bakso Malang Satu Ini
5. Mengendarai mobil buat plesiran sendiri mending dipikir lagi.
Film berjudul 10 Cloverfiel Lane memang bukan film traveling murni.
Namun awal cerita film tersebut menjelaskan pada kita bahwa jalan-jalan sendirian bukanlah ide yang bagus.
Dalam sebuah perjalanan menggunakan mobilnya, Michelle mengalami kecalakan.
Dia sadar-sadar setelah bangun dan mengetahui bahwa dirinya terkurung dalam sebuah bunker di sebuah rumah milik Howard.
Howard menjelaskan bahwa dirinya telah menyelamatkan Michelle.
Ia juga melarangnya pergi ke luar karena ada serangan kimia besar yang bisa mencemari siapa pun.
Namun Michelle, yang tak percaya, berpikir dirinya hanyalah korban penculikan. Michelle terus berjuang untuk keluar dari bunker tersebut.
6. Cewek ini mengembara sendiri melintasi salah satu gurun di Australia. Perjalanan yang tak mudah dan penuh rintangan tersebut bisa kamu saksikan pada film ‘Tracks’
Film ini mengisahkan tentang perjalanan seorang wanita muda bernama Robyn Davidson yang memutuskan untuk mengembara melintasi gurun pasir yang tandus di Australia. Ia tak sendiri.
Robyn ditemani anjingnya yang setia bernama Diggity.
Perjalanan tersebut dilakukan dengan persiapan penuh.
Empat unta menemaninya untuk membantu membawa berbagai macam perbekalan.
Meskipun begitu, perjalanan yang dihadapi Robyn tak mudah. Penuh dengan rintangan.
Film ini bakal membuat kamu berpikir ulang kalau hendak solo traveling.
7. ‘Life of Pi’ memang bukan murni film perjalanan. Namun kamu bisa belajar dari kisah Pi
Film Life of Pi memang berbeda dengan film lainnya. Perjalanan yang diterima Pi bukanlah atas kehendaknya.
Pi adalah seorang yang memiliki kehidupan enak di India, tapi cerita kemudian jadi berubah ketika keluarganya memilih untuk pindah.
Perjalanannya lah yang jadi sorotan.
Sial menimpa merek karena kapal yang ditumpangi tenggelam.
Pi selamat dan bertahan dalam sekoci bersama seekor harimau.
Berbagai pengalaman yang takkan ia lupakan menghiasi cerita tersebut. Kamu sudah menonton film ini kan?
Bukannya untuk melarang bersolo traveling, akan tetapi persiapkan dengan matang sebelum melakukan hal tersebut.
Supaya terhindar dari kendala dan mampu menghadapi kemungkinan terburuk di tengah perjalanan.
Becareful guys!