Bagaikan Mimpi Buruk Bagi Anak, Ketika Ibu dan Ayah Sudah Tidak Lagi Bersama

Penulis Penulis | Ditayangkan 01 Nov 2016
Sebuah perceraian memang menghadirkan efek yang sangat luar biasa bagi anggota keluarga, terlebih lagi kepada anak-anak.

Bagaikan Mimpi Buruk Bagi Anak, Ketika Ibu dan Ayah Sudah Tidak Lagi Bersama

Seperti yang dijelaskan Rosalind Sedacca, penulis dan konsultan keluarga dan anak-anak dengan orang tua bercerai, tidak semua orang tua mengikuti aturan bertemu dan kunjungan anak dengan tepat.

Jangan Lewatkan : Selain Buat Ngobrol,Ternyata 15 Fitur Asyik Whatsapp Ini Belum Banyak Yang Mengetahui

Tidak sedikit juga yang sengaja melupakan buah hatinya karena sibuk dengan pekerjaan.

Hasil survei yang dilampirkan pada portal berita, dads-daughters.com, sebanyak 72,2 persen dari populasi Amerika Serikat percaya bahwa ketidakhadiran ayah bisa menimbulkan masalah sosial di Negara Adikuasa tersebut.

Survei membeberkan informasi lebih detil mengenai kondisi perceraian keluarga selama beberapa tahun belakangan ini:


  1. Sebanyak 24,7 juta anak hidup tanpa kehadiran ayah.
  2. Sebanyak 17 juta anak hanya hidup dengan ibu tunggal di rumah.
  3. Sekarang, empat dari 10 pernikahan pertama berakhir dengan perceraian. Sebanyak 60 persen pasangan bercerai memiliki anak, dan lebih dari satu juga anak di usia satu tahun sudah hidup terpisah dari salah satu orangtua.
  4. 26 persen ayah hidup di kota yang berbeda dari anak setelah perceraian.
  5. Lebih kurang 40 persen anak dengan orangtua bercerai sama sekali tidak bertemu ayah atau ibu selama satu tahun.

Menurut Sedacca, kehidupan awal tahun setelah perceraian orangtua sangat memberikan pengaruh signifikan pada anak-anak.

Ketidakseimbangan dan perubahan besar dalam hidup mereka, kata Sedacca, menciptakan ruang kosong dalam hati anak dan kebutuhan untuk mendapatkan perhatian orangtua pun bertambah dua kali lipat.

Dia menganjurkan agar para orangtua yang memilih saling berpisah harus menempatkan kebahagiaan dan kebutuhan anak sebagai prioritas utama.

Sebab, kondisi perceraian ini bukanlah disebabkan oleh anak. Jadi, setiap orangtua harus bertanggungjawab membenahi konsekuensi buruk yang terjadi akibat pilihan Anda berdua tersebut.
SHARE ARTIKEL