Tak Kuat Menahan Nafsu, Dua Remaja di Gresik ini `Gituan` di Masjid

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 16 Oct 2016


Tak Kuat Menahan Nafsu, Dua Remaja di Gresik ini `Gituan` di Masjid

Sungguh miris melihat nekatnya kelakuan remaja saat ini, yang sering kita lihat dan dengar hanya berita negatif. Dan itu semua menutupi para remaja Indonesia yang mempunyai karya positif.

Seperti dua insan yang saling memadu kasih ini. Tak tahan, mereka pun melakukan "hubungan".

Seorang pemuda berinisial ASA (19), warga Desa Wedoroanom, Driyorejo dan gadis berinisial LM (19), warga Desa Radegan, Kecamatan Driyorejo, Gresik, harus dinikahkan oleh warga akibat kepergok mes*m di dalam masjid di kawasan Wringinanom.

Aksi memalukan yang dilakukan oleh kedua remaja yang sedang di mabuk asmara ini ketahuan setelah petugas kebersihan masjid hendak membersihkan toilet masjid untuk persiapan Salat Jumat, demikian dilansir palingseru.

Awalnya petugas curiga karena di depan toilet tersebut terdapat dua pasang sandal perempuan dan laki – laki. Petugas yang curiga pun langsung mengetok toilet dan berusaha untuk masuk ke dalam toilet tersebut.

Baca Juga : Heboh, Lembaran Al Qur'an Jadi Bungkus Makanan di Cirebon 

Dan ternyata , sepasang sejoli ini keluar dari dalam toilet. Kasus ini langsung diserahkan ke pihak kepolisian Wringinanom.

“Petugas kebersihan masjid curiga melihat dua pasang sandal perempuan dan laki-laki saat akan masuk toilet masjid, ternyata saat di ketok-ketok keluar kedua orang ini,” kata Kapolsek Wringinanom AKP Rudy Hartono, Jumat (14/10/2016).

Pihak kepolisian pun berusaha meminta keterangan terhadap pelaku. Dalam pengakuannya kedua pasang remaja ini telah melakukan hubungan suami-istri di dalam toilet masjid.

Petugas masjid melaporkan keduanya ke pihak dan selanjutnya dibawa ke Balai Desa dipanggilkan petugas Polsek dan kedua orang tua. Saat di Balai Desa Kecamatan Wringinanom, keduanya mengakui perbuatan tersebut sudah dilakukan sebanyak tiga kali dan keduanya memang ingin menikah namun belum mendapat restu orangtua.

Akibat permasalahan ini kedua orang tua setuju menikahkan keduanya dan didukung oleh pihak Balai Desa.

Semoga malah tidak menjadi contoh remaja lainya, di saat persaingan globalisasi ini bukanya mereka mengembangkan kemampuan, malah melakukan hal-hal yang mempermalukan dan menambah dosa.

SHARE ARTIKEL