Tak Mau Dimadu, Suami ini Usir Istri Hingga Istrinya Tinggal di Tenda Dalam Kemelaratan

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 08 Oct 2016

Tak Mau Dimadu, Suami ini Usir Istri Hingga Istrinya Tinggal di Tenda Dalam Kemelaratan
Kati 40 tahun. Foto surya.

Para suami yang sudah beristri banyak yang masih berhasrat untuk menikah lagi. Nampaknya ini dijadikan para lelaki bahwa poligami itu melaksanakan sunnah nabi. Padahal pada kenyataanya tidak seperti itu. Tak semua wanita ikhlas saat ada wanita lain yang mengisi hati suaminya. Seperti kisah berikut ini.

Kati (40) begitu sakit hati dan terkejut setelah ia kembali ke rumah mengetahui suaminya telah memiliki istri baru. Karena tak mau dimadu, ia diusir dan akhirnya tinggal seorang diri di gubuk sederhana di Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

Sejak dua tahun lalu, Kati hidup seorang diri di rumah beratapkan dan berdinding terpal di Dusun Batuasri, Desa Batuaji, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri. Sehari-hari ia hanya makan ketela rebus karena tidak mampu membeli beras.

"Setiap hari makanan pokok saya singkong rebus. Memasak beras kalau punya uang," kata Kati dikutip dari Surya Online, Jumat (7/10/2016).

Kati tidak mendapat jatah beras untuk rakyat miskin karena namanya tidak termasuk penerima bantuan beras sejahtera dari pemerintah.

Derita hidup Kati bermula ketika ia berangkat untuk menjadi tenaga kerja wanita di Malaysia. Namun, karena dokumennya tidak lengkap, ia dipulangkan dari Negeri Jiran.

Baca Juga : Setelah "Semua" yang Dilalui Bersama Aa Gatot, Reza Artamevia Laporkan Gatot ke Polda Metro Jaya

Ironis, saat pulang ke kampung halaman, ia mendapati suaminya telah menikah lagi. Karena tidak ingin dimadu, Kati pun diusir dari rumah suaminya. Setelah itu, hidupnya berada di titik nadir. Ia sempat terlunta-lunta dan hidup menumpang. Untunglah ada warga Dusun Batuasri yang berbaik hati dan memberi tempat di pekarangan rumahnya untuk tempat tinggal Kati.

Kati yang tidak memiliki anak kini tinggal di gubuk sederhana yang ia buat sendiri. Dua tahun ia hidup di sana, tanpa perabot rumah tangga yang berharga, hanya ada ranjang sederhana yang dipakai untuk tidur.

Tenda terpal berukuran 3 x 4 meter digunakan sebagai penutup gubuk berlantai tanah itu. Terpal biru itu sumbangan dari warga yang peduli akan penderitaannya. Untuk bertahan hidup, Kati sehari-hari bekerja sebagai buruh tani.

Itu pun tidak dilakukannya setiap hari karena menunggu kalau ada pemilik kebun atau sawah yang memintanya.

"Kalau ada yang menyuruh saya baru bekerja. Kalau tidak ada pekerjaan berarti juga tidak punya penghasilan," kata dia.

Sangat menyedihkan. Catatan bagi semua lelaki jangan kalian sia-siakan wanita kalian. Kalian terlahir dari rahim seorang wanita. Kalian di rawat dari kecil oleh seorang wanita.

SHARE ARTIKEL