Minta Karyawanya Shalat Jum`at 2 Shift, ini Profil Marina Ratna Dwi Kusuma Jati Dirut PD Dharma Jaya
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 08 Sep 2016 Fatal jadinya bila seorang pemimpin tidak mengetahui segala macam pengetahuan. Atas ketidaktahuan seorang pimpinan ini, karyawan salah satu BUMD DKI Jakarta, PD Dharma Jaya berencana untuk melakukan mogok massal pada Kamis, 9 September 2016. Aksi mogok massal ini rencananya akan berlangsung di kantor mereka di Jalan Raya Penggilungan Nomor 36, Cakung, Jakarta Timur.
Ketua Serikat Pekerja PD Dharma Jaya, Amrun ME seperti dikutip RmolJakarta mengungkapkan jika alasan karyawan PD Dharma Jaya melakukan aksi mogok massal dipicu oleh sikap Direktur PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma yang mengeluarkan kebijakan kontroversial.
Baca Juga : Dirut PD Dharma Jaya Keluarkan Kebijakan Aneh Shalat Jumat 2 Shift, KONYOL
Menurut Amrun, salah satu kebijakan kontroversial itu adalah, tidak adanya kebebasan pegawai dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
“Misalnya Ibu Dirut meminta pegawai menjalan ibadah sholat Jumat secara bergantian. Ini kan tidak masuk akal namanya,” kata Amrun.
Tuntutan lain yang disuarakan Serikat Pekerja PD Dharma Jaya adalah tenaga kontrak yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun agar diangkat menjadi pegawai tetap.
PD Dharma Jaya adalah sebuah perusahaan BUMD bidang pengolahan daging milik Pemprov DKI Jakarta. Perusahaan ini sempat akan didivestasi saat Gubernur Joko Widodo dan dianggap tidak sehat karena tidak pernah memberikan keuntungan kepada DKI Jakarta.
Mengenal Marina Ratna Dwi Kusuma Jati Direktur PD Dharma Jaya
Marina Ratna Dwi Kusuma Jati lahir di Jakarta, 27 Mei 1965. Latar belakang pendidikannya adalah tata boga dan lulus pada tahun 1987. Setelah itu ia mengambil pendidikan informal tata rambut di Pivot Point sebuah sekolah tata rambut asal Amerika.
Ia kemudian bekerja di sana selama tiga bulan dan terpilih saat pengangkatan kepala sekolah (prinsipal). Kebetulan owner dari sekolah tata rambut tersebut juga memiliki restoran Nanaban Tei. Ia kemudian diangkat menjadi manajer keuangan seluruh perusahaan.
Pada tahun 1992, disaat usianya 28 tahun. Saat itu owner punya tiga restoran besar dan enam restoran kecil. Ia diminta membenahi Nanaban tei yang dalam kondisi menurun.
Pada tahun 1993, atas seizin pimpinannya, ia kemudian membuat perusahan sendiri supplier daging sapi dan ayam. Owner setuju dengan catatan pekerjaan di restoran tidak boleh keteteran. Perusahannya inilah yang kemudian memasok kebutuhan daging untuk restoran yang dipegangnya.
Perusahaan tersebut semakin berkembang. Dan pada tahun 2002 menjadi importer dengan nama PT Causa Prima. Selain perusahaan tersebut, wanita ini juga menggawangi PT Kawai Meat Shop.
Marina Ratna Dwi Kusuma mulai menjadi direktur PD Dharma Jaya pada Desember 2014 diera pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Mengutip dari Ustadz Felix Siauw "Bahwa pemimpin dalam Islam diangkat untuk menerapkan hukum Allah, dan juga pemimpinnya diwajibkan Allah seorang Muslim. Banyak dalil yang menunjukkan pada hal itu, dan seluruh ulama telah bersepakat tentang haramnya orang kafir untuk memimpin kaum Muslim dalam urusan pemerintahan atau kekuasaan
Dan dalam kesempatan ini, juga ditegaskan bahwa Allah juga mewajibkan pemimpin yang dipilih kaum Muslim untuk menerapkan hukum Allah, sebagaimana Allah mewajibkan pemimpin Muslim"
Nah, selama ini memang biasa saja bila pemimpin bukan seorang muslim, tapi bagi mereka yang menghargai hak-hak beragama. Nah, yang dilakukan Ratna Dwi Kusuma ini sangat kontroversial. Jadi memicu pertikaian dalam hubungan antarumat beragama, hanya karena satu orang.
Ketua Serikat Pekerja PD Dharma Jaya, Amrun ME seperti dikutip RmolJakarta mengungkapkan jika alasan karyawan PD Dharma Jaya melakukan aksi mogok massal dipicu oleh sikap Direktur PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusuma yang mengeluarkan kebijakan kontroversial.
Baca Juga : Dirut PD Dharma Jaya Keluarkan Kebijakan Aneh Shalat Jumat 2 Shift, KONYOL
Menurut Amrun, salah satu kebijakan kontroversial itu adalah, tidak adanya kebebasan pegawai dalam menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.
“Misalnya Ibu Dirut meminta pegawai menjalan ibadah sholat Jumat secara bergantian. Ini kan tidak masuk akal namanya,” kata Amrun.
Tuntutan lain yang disuarakan Serikat Pekerja PD Dharma Jaya adalah tenaga kontrak yang sudah bekerja lebih dari tiga tahun agar diangkat menjadi pegawai tetap.
PD Dharma Jaya adalah sebuah perusahaan BUMD bidang pengolahan daging milik Pemprov DKI Jakarta. Perusahaan ini sempat akan didivestasi saat Gubernur Joko Widodo dan dianggap tidak sehat karena tidak pernah memberikan keuntungan kepada DKI Jakarta.
Mengenal Marina Ratna Dwi Kusuma Jati Direktur PD Dharma Jaya
Marina Ratna Dwi Kusuma Jati lahir di Jakarta, 27 Mei 1965. Latar belakang pendidikannya adalah tata boga dan lulus pada tahun 1987. Setelah itu ia mengambil pendidikan informal tata rambut di Pivot Point sebuah sekolah tata rambut asal Amerika.
Ia kemudian bekerja di sana selama tiga bulan dan terpilih saat pengangkatan kepala sekolah (prinsipal). Kebetulan owner dari sekolah tata rambut tersebut juga memiliki restoran Nanaban Tei. Ia kemudian diangkat menjadi manajer keuangan seluruh perusahaan.
Pada tahun 1992, disaat usianya 28 tahun. Saat itu owner punya tiga restoran besar dan enam restoran kecil. Ia diminta membenahi Nanaban tei yang dalam kondisi menurun.
Pada tahun 1993, atas seizin pimpinannya, ia kemudian membuat perusahan sendiri supplier daging sapi dan ayam. Owner setuju dengan catatan pekerjaan di restoran tidak boleh keteteran. Perusahannya inilah yang kemudian memasok kebutuhan daging untuk restoran yang dipegangnya.
Perusahaan tersebut semakin berkembang. Dan pada tahun 2002 menjadi importer dengan nama PT Causa Prima. Selain perusahaan tersebut, wanita ini juga menggawangi PT Kawai Meat Shop.
Marina Ratna Dwi Kusuma mulai menjadi direktur PD Dharma Jaya pada Desember 2014 diera pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Mengutip dari Ustadz Felix Siauw "Bahwa pemimpin dalam Islam diangkat untuk menerapkan hukum Allah, dan juga pemimpinnya diwajibkan Allah seorang Muslim. Banyak dalil yang menunjukkan pada hal itu, dan seluruh ulama telah bersepakat tentang haramnya orang kafir untuk memimpin kaum Muslim dalam urusan pemerintahan atau kekuasaan
Dan dalam kesempatan ini, juga ditegaskan bahwa Allah juga mewajibkan pemimpin yang dipilih kaum Muslim untuk menerapkan hukum Allah, sebagaimana Allah mewajibkan pemimpin Muslim"
Nah, selama ini memang biasa saja bila pemimpin bukan seorang muslim, tapi bagi mereka yang menghargai hak-hak beragama. Nah, yang dilakukan Ratna Dwi Kusuma ini sangat kontroversial. Jadi memicu pertikaian dalam hubungan antarumat beragama, hanya karena satu orang.