Inilah Penyebab Ibu Hamil Suka Menangis dan Sensitif

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 21 Sep 2016
Inilah Penyebab Ibu Hamil Suka Menangis dan Sensitif

Memang emosi manusia terkadang naik turun. Tapi hal ini lebih sering terjadi pada calon ibu yang sedang hamil. Meski tak semua, banyak ibu hamil yang lebih mudah menangis tanpa sebab jelas.

Jika Anda sering menangis ketika menonton iklan mengharukan saat Anda sedang hamil, hal itu wajar dialami ibu hamil. Menangis secara berlebihan sering terjadi saat masa kehamilan terjadi, hal tersebut biasa terjadi ketika level hormon sedang berada pada puncaknya. Jika Anda mengalami depresi berlebihan, konsultasikan ke dokter Anda. Dan berikut beberapa penyebab ibu hamil sensitif dikutip dari parenting.

Hormon yang berperan saat kehamilan

Terdapat tiga hormon yang naik secara signifikan ketika Anda hamil, yaitu estrogen (hormon paling dominan yang diproduksi ovum); progesterone (hormon yang memiliki tanggung jawab menyeimbangkan hormon estrogen, diproduksi corpus luteum saat awal kehamilan dan di plasenta saat akhir kehamilan).

Baca Juga : Benarkah, Wanita Itu Pemberi Harapan PALSU dan Suka Berharap Pada Sesuatu yang PALSU ?

Dan terakhir, gonadotropin yang lebih dikenal dengan hCG, yang diproduksi oleh plasenta. Berubahnya level hormon tersebut mengubah neurotransmitter, suatu saraf yang memberikan sinyal ke otak untuk mengatur mood Anda. Sesuai dengan riset pada 1999 dalam jurnal  "Psychoneuroendocrinology" ditemukan bahwa hormon progesteron memuncak saat dua bulan akhir kehamilan yang berhubungan langsung dengan perubahan mood Anda.

Stres

Kehamilan, dengan ataupun tanpa rencana akan memberikan efek stres ke dalam kehidupan Anda yang berhubungan dengan status emosional Anda. Stres tentang hubungan, uang, dan kekhawatiran akan menjadi orangtua seperti apa Anda nanti akan memicu perubahan mood secara cepat.

Jika Anda memiliki problem stres serius pada kehidupan Anda, bicara dengan psikolog dapat membantu ketakutan dan kecemasan Anda.

Kapan hormon makin naik turun?
Anda akan sering mengalami perubahan mood sesuai perubahan hormon yang terjadi saat minggu ke-6 dan 10 dalam 3 bulan kehamilan, dan lagi saat trimester ketiga sesuai dengan American Pregnancy Association.

Sebaiknya jangan sepelekan hal ini.
Sebanyak 10-15 persen wanita yang memiliki pengalaman depresi saat kehamilan. Jika mood Anda sering berubah lebih dari 2 minggu, hubungi dokter Anda untuk membantu, konselling ataupun pengobatan dapat menjadi pilihan.

Depresi saat kehamilan akan meningkatkan resiko untuk mengalami postpartum, dengan kasus postpartum sekitar 25 persen yang biasanya dimulai saat kehamilan. Perubahan mood yang sangat cepat dapat menimbulkan penyakit bipolar disorder yang merupakan jenis penyakit psikologi, ditandai dengan perubahan mood (alam perasaan) yang sangat ekstrim, yaitu berupa depresi dan mania.
SHARE ARTIKEL