Ini Penyebab Samsung Galaxy Note 7 Meledak Hingga 92 Kali itu
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 17 Sep 2016 Samsung Galaxy Note 7 beberapa minggu ini jadi perbincangan hangat, pasalnya ternyata Samsung telah menerima 92 laporan soal baterai yang terlalu panas. Di antaranya 26 laporan baterai terbakar, dan 55 laporan kerusakan properti, termasuk munculnya api di dalam mobil dan garasi di wilayah AS.
Nah, salah satu yang sangat menyita perhatian adalah ketika seorang anak 6 tahun dilarikan ke rumah sakit di Brooklyn, New York. Galaxy Note 7-nya terbakar di tangan si korban ketika sedang asyik menonton video.
CPSC (Komisi Keselamatan Produk Konsumen) Amerika Serikat, secara resmi menarik peredaran Samsung Galaxy Note 7. Mereka pun mengimbau, kepada para pemilik Galaxy Note 7 untuk berhenti menggunakan dan menonaktifkan perangkat.
Baca Juga : Anak Enam Tahun ini, Jadi Korban Ledakan Samsung Galaxy Note 7
Perusahaan asal Korea Selatan ini bekerja sama dengan CPSC. Pemilik Galaxy Note 7 yang dibeli sebelum tanggal 15 September, diharapkan segera mengembalikan perangkat ke Service Center Samsung atau toko terkait. Untuk ditukar dengan unit baru yang aman dan tersedia mulai tanggal 21 September.
Selain pilihan mengganti unit baru yang disetujui oleh CPSC. Para pemilik Galaxy Note 7 juga bisa memutuskan melakukan pengembalian dana atau mengganti dengan smartphone flagship tipe lainnya seperti Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge.
Nah untuk mengetahui perangkat Galaxy Note 7 aman atau tidak, pengguna bisa mengeceknya dengan nomor IMEI yang tercantum di bagian belakang perangkat atau bisa ditemukan di box penjualan. Kemudian pengguna bisa mengeceknya secara online melalui Samsung IMEI checker, untuk memastikan apakah perangkat aman atau berpotensi meledak.
Berdasarkan penyelidikan Samsung yang masih berlangsung, sumber masalah terletak pada baterai yang diproduksi oleh divisi baterai Samsung SDI. Sementara itu, perangkat Galaxy Note 7 yang dipasarkan ke China tampaknya aman. Hal ini karena baterai perangkat diproduksi oleh produsen yang berbeda, yakni Amperex Technology Limited.
Dilansir dari Mashable, belum lama ini Samsung juga menarik peredaran 1.858 unit Galaxy Note 7 di China. Samsung sendiri belum membeberkan alasan mereka terkait penarikan tersebut. Karena maraknya insiden meledaknya smartphone Galaxy Note 7 di AS, pemerintah China sendiri juga memberlakukan larangan menggunakan Galaxy Note 7 di pesawat.
Di kampung halamannya sendiri, Samsung berencana merilis update software yang akan membatasi pengisian baterai maksimal 60 persen. Saat ini sudah ada 35 laporan meledaknya Galaxy Note 7 yang menimbulkan kebakaran. Dari mulai mobil Jeep yang dilaporkan hangus setelah Galaxy Note 7-nya meledak dan juga yang menyita perhatian belum lama ini seorang anak berusia 6 tahun terluka akibat Galaxy Note 7 meledak di tangannya saat bocah sedang asyik nonton video.
Nah, salah satu yang sangat menyita perhatian adalah ketika seorang anak 6 tahun dilarikan ke rumah sakit di Brooklyn, New York. Galaxy Note 7-nya terbakar di tangan si korban ketika sedang asyik menonton video.
CPSC (Komisi Keselamatan Produk Konsumen) Amerika Serikat, secara resmi menarik peredaran Samsung Galaxy Note 7. Mereka pun mengimbau, kepada para pemilik Galaxy Note 7 untuk berhenti menggunakan dan menonaktifkan perangkat.
Baca Juga : Anak Enam Tahun ini, Jadi Korban Ledakan Samsung Galaxy Note 7
Perusahaan asal Korea Selatan ini bekerja sama dengan CPSC. Pemilik Galaxy Note 7 yang dibeli sebelum tanggal 15 September, diharapkan segera mengembalikan perangkat ke Service Center Samsung atau toko terkait. Untuk ditukar dengan unit baru yang aman dan tersedia mulai tanggal 21 September.
Selain pilihan mengganti unit baru yang disetujui oleh CPSC. Para pemilik Galaxy Note 7 juga bisa memutuskan melakukan pengembalian dana atau mengganti dengan smartphone flagship tipe lainnya seperti Galaxy S7 dan Galaxy S7 Edge.
Nah untuk mengetahui perangkat Galaxy Note 7 aman atau tidak, pengguna bisa mengeceknya dengan nomor IMEI yang tercantum di bagian belakang perangkat atau bisa ditemukan di box penjualan. Kemudian pengguna bisa mengeceknya secara online melalui Samsung IMEI checker, untuk memastikan apakah perangkat aman atau berpotensi meledak.
Berdasarkan penyelidikan Samsung yang masih berlangsung, sumber masalah terletak pada baterai yang diproduksi oleh divisi baterai Samsung SDI. Sementara itu, perangkat Galaxy Note 7 yang dipasarkan ke China tampaknya aman. Hal ini karena baterai perangkat diproduksi oleh produsen yang berbeda, yakni Amperex Technology Limited.
Dilansir dari Mashable, belum lama ini Samsung juga menarik peredaran 1.858 unit Galaxy Note 7 di China. Samsung sendiri belum membeberkan alasan mereka terkait penarikan tersebut. Karena maraknya insiden meledaknya smartphone Galaxy Note 7 di AS, pemerintah China sendiri juga memberlakukan larangan menggunakan Galaxy Note 7 di pesawat.
Di kampung halamannya sendiri, Samsung berencana merilis update software yang akan membatasi pengisian baterai maksimal 60 persen. Saat ini sudah ada 35 laporan meledaknya Galaxy Note 7 yang menimbulkan kebakaran. Dari mulai mobil Jeep yang dilaporkan hangus setelah Galaxy Note 7-nya meledak dan juga yang menyita perhatian belum lama ini seorang anak berusia 6 tahun terluka akibat Galaxy Note 7 meledak di tangannya saat bocah sedang asyik nonton video.