TNI Bantah Telah Pukul Perempuan Hingga Anak-Anak Saat Tertibkan Demo

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 16 Aug 2016

TNI Bantah Telah Pukul Perempuan Hingga Anak-Anak Saat Tertibkan Demo

Bentrokan antara warga dan personel TNI AU terjadi di kawasan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan. Bentrokan itu dipicu aksi penyerangan yang dilakukan prajurit TNI AU dari Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, terhadap warga masyarakat yang tengah menggelar aksi unjuk rasa dan blokir jalan.

Aksi unjuk rasa itu sendiri dilakukan sebagai bentuk protes masyarakat atas langkah TNI AU mematok lahan yang dihuni masyarakat. Akibat bentrokan tersebut belasan warga menjadi korban. Lima diantaranya (sebelumnya disebutkan empat) bahkan disebut-sebut terkena tembakan peluru karet yang dilepaskan personel TNI AU. Penyerangan tersebut juga menyebabkan dua jurnalis mengalami luka-luka.

Namun, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Soewondo, Mayor Sus Jhoni Tarigan membantah adanya penyerangan yang dilakukan anggotanya.

"‎Tidak ada pemukulan. Jadi kita tidak ada memukul apapun," bantah Jhoni kepada wartawan, Senin (15/8/2016) dikutip dari okezone.

Baca Juga : Pelaku Penembakan Imam Masjid New York Telah Ditangkap

Jhoni mengatakan, keberadaan anggota TNI AU hanya untuk membubarkan warga yang melakukan pemblokiran jalan. Ia malah menuding, warga justru nyaris bentrok dengan pengguna jalan yang protes dengan aksi tersebut.

Namun seorang warga bernama Andi mengatakan : "Keterlaluan mereka itu bang. Mamak-mamak bahkan anak-anak pun dihajar sama orang itu (TNI AU)," kata warga sari Rejo ini, Senin (15/8/2016) di rumah sakit Mitra Sejati dilansir Tribun Medan.
Namun Jhoni menambahkan : "Awalnya ada warga yang diamankan karena melakukan aksi unjuk rasa. Kita minta keterangan dan sudah kita pulangkan ke rumah mereka masing-masing. Kita lalu berkoordinasi untuk menyelesaikan persoalan yang muncul di kemudian hari. Pengunjuk rasa juga berjanji akan membubarkan diri. Setelah di lepas, ternyata warga tidak membubarkan diri. Kita sampaikan untuk bubar tapi mereka bersikeras. Makanya kita bubarkan paksa. Tapi tidak ada pemukulan"

Sementara itu, untuk jurnalis yang ikut menjadi korban, Jhoni menyampaikan permint‎aan maaf. Ia juga menawarkan untuk memfasilitasi pengecekan kesehatan kedua jurnalis tersebut.

"Kita minta maaf. Kita tetap berupaya bertanggungjawab dan beritikad baik untuk memeriksakan keduanya. Supaya tidak ada gangguan kesehatan terhadap keduanya di masa mendatang," sebutnya.

Jhoni mengaku, anggotanya juga menjadi korban saat bentrok, yang disebutnya sebagai penertiban itu. "Saya lihat sendiri ada anggota yang kepalanya bocor. Terkena lemparan warga," tutupnya.

Semoga ditemukan kata mufakat untuk persoalan ini, hingga kedua belah pihak tidak dirugikan.

SHARE ARTIKEL