Miris! Mengalami Kerugian 16,7 Triliun Rupiah, Uber Menjual Bisnisnya Ke Pesaingnya Sendiri
Penulis Unknown | Ditayangkan 28 Aug 2016 Pengguna teknologi pasti banyak yang tahu dengan aplikasi transportasi, apalagi kalau bukan Uber. Uber memang menjadi salah satu perusahaan transportasi online yang paling berharga di dunia. tapi, walaupun begitu, Uber dikabarkan mengalami kebangkrutan lo!

BACA JUGA: Keren! Menikhai Wanita Di Negara Ini Dapat 65 Juta Perbulan! Tertarik?
Dikutip dari Indozone, Ditahun awalnya ini, Uber mencatatkan kerugian setidaknya USD 1,27 miliar atau sekitar Rp 16,7 triliun, berdasarkan laporan Bloomberg News. Uber menolak mengomentari laporan tersebut.
Uber dikatakan mengalami kerugian USD 520 juta di kuartal pertama 2016 dan sekitar USD 750 juta pada kuartal kedua di 2016. Sebagian besar, kerugian kuartal kedua karena tingginya biaya subsidi untuk pengemudi di China.
Karena itulah, uber menyerah dan menjual bisnisnya ke tangan pesaingnya di China yakni Didi Chixing sebesar 18%! Uber diluncurkan di China pada 2013 silam dan memperluas operasinya ke sekitar 60 kota. Pada bulan Februari, CEO Travis Kalanick mengatakan, bahwa Uber mengalami kerugian USD 1 miliar per tahun di China.
"Uber dan Didi ChuXing berinvestasi miliaran dolar di China dan kedua perusahaan belum menghasilkan keuntungan di sana," tulis Kalanick seperti dikutip dari CNN, Jumat (26/8). Di AS sendiri uber juga mendapat keuntungan pada kuartil pertama, namun pada kuartil kedua dia mengalami kerugian senesar 100 Juta US Dollar karena muncul pesaing barunya yaitu Lyft.

BACA JUGA: Keren! Menikhai Wanita Di Negara Ini Dapat 65 Juta Perbulan! Tertarik?
Dikutip dari Indozone, Ditahun awalnya ini, Uber mencatatkan kerugian setidaknya USD 1,27 miliar atau sekitar Rp 16,7 triliun, berdasarkan laporan Bloomberg News. Uber menolak mengomentari laporan tersebut.
Uber dikatakan mengalami kerugian USD 520 juta di kuartal pertama 2016 dan sekitar USD 750 juta pada kuartal kedua di 2016. Sebagian besar, kerugian kuartal kedua karena tingginya biaya subsidi untuk pengemudi di China.
Karena itulah, uber menyerah dan menjual bisnisnya ke tangan pesaingnya di China yakni Didi Chixing sebesar 18%! Uber diluncurkan di China pada 2013 silam dan memperluas operasinya ke sekitar 60 kota. Pada bulan Februari, CEO Travis Kalanick mengatakan, bahwa Uber mengalami kerugian USD 1 miliar per tahun di China.
"Uber dan Didi ChuXing berinvestasi miliaran dolar di China dan kedua perusahaan belum menghasilkan keuntungan di sana," tulis Kalanick seperti dikutip dari CNN, Jumat (26/8). Di AS sendiri uber juga mendapat keuntungan pada kuartil pertama, namun pada kuartil kedua dia mengalami kerugian senesar 100 Juta US Dollar karena muncul pesaing barunya yaitu Lyft.