"Mengapa Saya Tidak Bekerja?" [Pesan Sangat Mendalam Dari Pernyataan Istri B.J Habibie]

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 03 Aug 2016


Bapak Habibie salah satu presiden Indonesia, yang menggantikan Alm. Soeharto pada masa itu. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Bukan hanya karena menjadi seorang pemimpin negara, namun memang beliau adalah pribadi yang cerdas, semua orang Indonesia tahu itu dan tentunya setia dan romantis. Dan hal itu terbukti, dengan sosok ibu Ainun yang sangat setia menemani beliau.

Pernah Bu Ainun memberikan suatu pernyataan. "Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri?

Baca Juga : Saat Pria Bersedia Melakukan Semua Ini, Wanita Mana Yang Tak Relakan Hatinya?

Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja?
Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu."

Pesan tersebut sangat mendalam, dan tak semua orang dapat menjalaninya saat ini.

-Jangan biarkan anak-anak mu hanya bersama pengasuh mereka

Bagaimana bila dibantu dengan kakek neneknya?
-Sudah cukup rasanya membebani orangtua dengan mengurus kita sejak lahir sampai berumah tangga. Kapan lagi kita mau memberikan kesempatan kepada orangtua untuk penuh beribadah sepanjang waktu di hari tuanya.

Baca Juga : Mari Belajar Cinta dari "Habibie dan Ainun"

Mudah-mudahan hal ini bisa jadi penyemangat dan jawaban untuk ibu-ibu berijazah yang rela berkorban demi keluarga dan anak-anaknya. Yang ingin Rumah Tangganya tetap terjaga dan anak-anak bisa tumbuh dengan penuh perhatian, tidak hanya dalam hal akademik, tapi juga untuk mendidik agamanya, karena itulah sejatinya peran orangtua.

Mari kita belajar dari kesuksesan orang-orang hebat, selalu ada pengorbanan dari orang-orang yang berada dibelakangnya, yang mungkin namanya tidak pernah tertulis dalam sejarah. Berbanggalah anda sang Ibu Rumah Tangga, karena itulah pekerjaan seorang wanita yang paling mulia. Semoga menginspirasi semua keluarga Indonesia.

SHARE ARTIKEL