[KISAH] Belajar Ikhlas dari MONYET, MANUSIA dan DENDAM. Banyak Dari Kita Yang Melakukan Hal Salah Ini.

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 04 Aug 2016


Sebuah proses perburuan di hutan Afrika, mengandung hikmah yang mendalam bila dipahami. Tehnik yang sederhana namun sarat makna. Dalam proses perburuan monyet disana si pemburu menangkap monyet dalam keadaan hidup-hidup tanpa harus menggunakan senapan dan obat bius, dan tanpa cidera.

Cara menangkapnya sederhana saja, pemburu hanya menggunakan toples berleher panjang dan sempit. Toples itu diisi kacang yang telah diberi aroma untuk mengundang monyet-monyet datang.

Setelah diisi kacang, toples-toples itu ditanam dalam tanah dengan menyisakan mulut toples dibiarkan tanpa tutup.

Para pemburu melakukannya disore hari. Besoknya, mereka tinggal meringkus monyet-monyet yang tangannya terjebak didalam botol tak bisa dikeluarkan.

Kok, bisa ?
Monyet-monyet itu tertarik pada aroma yang keluar dari setiap toples. Mereka mengamati lalu memasukkan tangan untuk mengambil kacang yang ada di dalam. Tapi karena menggenggam kacang, maka monyet-monyet itu tidak bisa menarik keluar tangannya.

Selama mempertahankan kacang-kacang itu, selama itu pula mereka terjebak. Toples itu terlalu berat untuk diangkat. Jadi, monyet-monyet itu tidak akan dapat pergi kemana-mana.

Sebenarnya monyet-monyet itu bisa selamat jika mau membuka genggaman tangannya, tapi mereka tak mau melepaskannya.

Sebuah renungan bagi kita semua, pesan yang sangat dalam ditinggalkan dari cerita perburuan ini.

Mungkin kita akan tertawa melihat tingkah monyet-monyet itu. Tapi, tanpa sadar sebenarnya banyak manusia melakukan hal yang sama seperti monyet-monyet itu.

Mereka mengenggam erat setiap permasalahan yang dimiliki tanpa mau melepaskannya.

Mereka sering menyimpan dendam, benci dan iri, tak mudah memberi maaf dan tak mudah mengampuni.

Mulut mungkin berkata ikhlas, tapi bara amarah masih ada di dalam dada. Sehingga tak pernah bisa melepasnya.

Bahkan, terkadang membawa "toples-toples" itu kemana pun dan kapanpun mereka pergi. Mereka terus berusaha berjalan menapaki jalan kehidupan ini dengan beban berat itu.

Tanpa sadar, mereka sebenarnya sudah terperangkap penyakit kepahitan yang akut, yg bisa berakibat pada mengerutnya sel-sel tubuh mereka, dan putusnya benang-benang DNA-nya.

Jika hal ini dibiarkan berlarut, maka kemungkinan besar sel-sel yg mengerut tadi perlahan namun pasti, bermutasi menjadi sel-sel KANKER...!!

Penelitian tentang sel tubuh yang bermutasi jadi sel kanker inilah yang mengantarkan Prof. Dr. Bruce Lipton, dari USA, menerima hadiah Nobel dlm bidang Biologi Molecular.

Sebenarnya mereka akan selamat dari sakit berbahaya ini jika mereka mau melepaskan semua pikiran, perasaan dan emosi negatif, kecemasan, marah, dendam, benci, iri dengki, menganggap diri paling benar, orang lain selalu salah...dll terhadap siapapun.

Jika kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari masih banyak orang-orang yang hatinya seperti tangan monyet tersebut.

Jika kita merupakan salah satu dari individu yang belum mau melepaskan toples yang kita bawa kemana-mana itu, mari kita lepaskan dendam, maafkan, ikhlaskan. InsyaAllah kita bisa melalui hidup ini dengan lebih sehat dan damai karena tanpa beban hidup yang menyesakkan. Hilangkan kekhawatiran kita terhadap sesuatu yang belum pasti. Untuk hal ini anda juga bisa baca : [KISAH] Cara Sederhana, MEMANDANG NASIB dan Memahami Kehidupan. Semoga bermanfaat.
loading...