Bagaimana Melakukan SHALAT Sambil MENGGENDONG BAYI? Begini Caranya!

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 08 Aug 2016
Bagaimana Melakukan SHALAT Sambil MENGGENDONG BAYI? Begini Caranya!

Islam dalam memberikan kewajiban kepada umatnya tidak akan membebani hal apapun melebihi kemampuan umatnya. Seperti kewajiban shalat 5 waktu.  Seorang ibu tetaplah seorang ibu. Manakala menunaikan kewajiban shalat, ada anak yang terus membutuhkannya utamanya bayi.

Bagaimana Rasulullah SAW mengajarkan umatnya melakukan shalat ketika juga harus menggendong bayi?

Dikutip dari “Anak Amanah Ilahi karya Asy Syaikh Yahya bin Ali Al Hajuri” Fadhilatusy Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullaah menjawab, “Shalat wanita sambil menggendong anaknya tidak apa-apa bila anaknya dalam keadaan suci dan memang butuh digendong karena mungkin anaknya menangis dan bisa menyibukkan si ibu apabila tidak menggendongnya.”

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah shalat sambil menggendong cucu beliau Umamah bintu Zainab bintu Rasulullah. Ketika itu Rasulullah shalat mengimami orang-orang dalam keadaan Umamah dalam gendongan beliau. Bila berdiri, beliau menggendong Umamah dan di saat sujud beliau meletakkannya.

Baca Juga : Arti Ikhlas : Renungan Yang SANGAT BAGUS, Agar Hati Kita Ikhlas

Apabila seorang ibu melakukan hal tersebut maka tidak apa-apa, tetapi yang lebih utama tidak melakukannya melainkan jika ada kebutuhan. (Nurun ‘alad Darb, hlm. 17)

Ini merupakan bentuk kasih sayang terhadap anak-anak dan bayi-bayi. Karena apabila mereka menangis sementara seseorang sedang shalat. Terkadang tangisan mereka menyibukkan dia dari shalatnya.

Allah ta’ala berfirman,
“Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya.” (Al Ahzab: 4).

Yang harus diperhatikan adalah perkara yang berkaitan dengan syarat suatu kesucian. Bila dia bisa terhindar dari kotorannya, maka tidak mengapa yang demikian. Namun apabila terdapat kotoran padanya, semisal air kencing atau selainnya, maka tidak boleh.

Dan kisah Umamah memungkinkan bahwa dia dalam keadaan bersih dari najis kencing atau tahi, sebagaimana yang telah disebutkan oleh para ulama rahimahumullah.

Sebegitu detailnya Rasulullah mengajarkan hal tak hanya secara prinsip saja, selagi hal itu dapat beliau contohkan. Apakah masih ada alasan bagi kita semua untuk tidak melakukan shalat?
SHARE ARTIKEL