Terungkap, Ini Profil Pelaku Teror di Nice, Perancis yang Tewaskan 84 Orang!

Penulis Penulis | Ditayangkan 17 Jul 2016

Kasus teror di Nice, Perancis, yang menewaskan sedikitnya 84 orang pada Kamis 14 Juli 2016 malam menjadi duka dunia. Pelaku teror yang membunuh puluhan orang dengan menabrakkan truk ke kerumuman warga di Nice tersebut adalah seorang pria.

Dilansir BBC News, aparat kepolisian Perancis mengatakan bahwa pria yang disebut-sebut sebagai penyerang diidentifikasi bernama Mohamed Lahouaiej Bouhlel. Pria berusia 31 tahun ini adalah imigran kelahiran Tunisia, tetapi telah memperoleh status sebagai warga negara Perancis.
Terungkap, Ini Profil Pelaku Teror di Nice, Perancis yang Tewaskan 84 Orang!

Pria ini mengemudikan truk sejauh dua kilometer di kawasan tepi pantai Promenade des Anglais, Nice, kota di tepi Laut Mediterania, Perancis selatan. Saat itu, 14 Juli malam, warga Perancis dan turis sedang berbaris di sepanjang jalan tepi pantai untuk menyaksikan kembang api dalam rangka peringatan Bastille Day.
Terungkap, Ini Profil Pelaku Teror di Nice, Perancis yang Tewaskan 84 Orang!

Bouhlel mengemudikan truk seberat 16 ton dan menabrak dengan cara zigzag dengan banyak korban adalah anak-anak dan perempuan. Dua anak meninggal dalam perawatan dan 50 anak sedang dirawat di rumah sakit terdekat dalam kondisi antara hidup dan mati.

Baca juga : Dunia Kecam Teror Truk Pembunuh Massal di Nice, Paris Tewaskan 80 Orang

Mohamed Lahouaiej Bouhlel adalah ayah satu anak yang berkewarganegaraan ganda.

Terungkap, Ini Profil Pelaku Teror di Nice, Perancis yang Tewaskan 84 Orang!

Bouhlel diyakini memiliki kewarganegaraan ganda. Dia telah dikenal polisi karena memiliki sejarah serangan bersenjata. Meskipun demikian, Bouhlel tidak termasuk dalam daftar terduga teroris aparat intelijen Perancis. Lahir di Tunisia, pria satu anak ini juga dilaporkan menyimpan sejumlah senjata berbahaya di dalam truk lori yang digunakannya.

Di dalam truk lori itu, polisi menemukan senjata serbu laras panjang, sebuah pistol, dan satu granat tangan. Diperkirakan, Bouhlel akan merencanakan serangan besar yang lebih dahsyat. Meski demikian, polisi belum menemukan kaitan Bouhlel dengan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Polisi masih menyelidiki kemungkinan-kemungkinan lain.

Sebelumnya, Bouhlel diperkirakan telah memarkirkan kendaraannya di jalan selama sembilan jam sebelum serangan itu. Dia mengatakan kepada polisi sedang mengirim es krim. Bouhlel memiliki seorang anak berusia tiga tahun dan pernah tampil di pengadilan pada Maret lalu karena tindak kekerasan, tetapi tidak dirincikan jenis kekerasan yang dilakukannya.

Penyidik kepolisian telah menggeledah tempat tinggal Bouhlel di kawasan Abattoirs, Nice, yang diyakini sebagai rumah milik sang pembunuh itu. Keluarga Bouhlel kini sedang dalam interogasi aparat kepolisian.

Setelah mengetahui kawasan tempat tinggal pria asal Tunisia itu, polisi kini tengah melacak kemungkinan adanya peran orang lain dalam membantu aksi Bouhlel. Polisi juga ingin mengetahui bagaimana dia membayar uang sewa truk dan dengan cara bagaimana dia mendapatkan truk lori itu.

Semua informasi yang belum terungkap itu akan membantu polisi untuk melacak jaringan jika itu ada ataukah Bouhlel hanya pemain tunggal
SHARE ARTIKEL