Ternyata Ini Faktanya Mengapa kamar Hotel Tidak Pernah Menyediakan Guling di Tempat Tidurnya

Penulis Penulis | Ditayangkan 17 Jul 2016

Bagi sebagian orang hal ini menjadi yang tak terlalu membingungkan. Pernah gak kalian berpikir mengapa saat menginap di hotel, mereka tak menyediakan guling? Biasanya kalau ngomongin masalah kamar tidur, memang seharusnya sepaket sih ya ada kasur, bantal dan guling. Lalu, kenapa di kamar hotel gak ada guling ya? Simak ulasannya di bawah ini ...

Ternyata Ini Faktanya Mengapa kamar Hotel Tidak Pernah Menyediakan Guling di Tempat Tidurnya

Jaman dahulu hanya orang kalangan priyayi yang memiliki guling namun, sekarang guling pastinya sangat akrab bagi masyarakat Indonesia. Hampir jarang terjadi di atas kasur masyarakat Indonesia tidak ditemukan guling. Tapi, tahukah anda dari mana asal usul dan sejarah adanya guling di Indonesia?

Dalam novel Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer. Diceritakan, konon guling hanya ditemukan di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan peristiwa penjajahan Belanda atas Indonesia.

Mula-mula, ketika orang-orang Belanda dan Eropa lainnya datang ke Hindia, mereka tidak membawa serta pacar atau istri-istrinya. Sebagai penggantinya mereka memenuhi hasrat seksualnya dengan cara menggundik.

Tapi, orang Belanda terkenal sangat pelit dari bangsa manapun yang pernah menjajah bangsa lain. Orang Belanda ingin pulang ke negerinya sebagai orang berada. Maka banyak juga yang tidak mau menggundik. Sebagai pengganti gundik mereka membuat guling (gundik yang tidak bisa kentut) yang selalu setia menemaninya sepanjang malam, tentu tanpa bayaran.

Guling juga tidak pernah ditemukan dalam sastra Jawa lama maupun sastra Melayu. Gundik memang bikinan Belanda tulen, yang biasa disebut penjajah itu dengan sebutan Dutch Wife.

Yang lebih mengagetkan lagi adalah bahwa orang pertama yang memberi nama guling sebagai Dutch Wife adalah Raffles, Letnan Gubernur Jenderal Hindia.

Dalam sejarahnya, guling lahir dalam kebudayaan Indisch abad ke-18 atau 19, percampuran antara kebudayaan Eropa, Indonesia, dan China. Kebudayaan ini kemudian menjadi gaya hidup golongan atas.

Makanya kalo ke hotel jangan emosi lantaran hotel itu kan mengikuti kebudayaan Eropa yang tidak hanya di Belanda, kan yang punya guling cuma orang Belanda.
SHARE ARTIKEL