Sungguh MENGHARUKAN, Kisah Ibu Yang Tak Di Indahkan Oleh Anak Anaknya.

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 02 Jul 2016

Sungguh MENGHARUKAN, Kisah Ibu Yang Tak Di Indahkan Oleh Anak Anaknya.
Ilustrasi seorang ibu yang sendirian dirumahnya
Cerita yang sangat sedih ini. Entah kisah nyata atau dibuat agar tak terjadi hal seperti ini. Tapi semoga setelah membaca ini nanti, bila anda merasa seperti di cerita. Tempatkan posisi anda sebagai ibu yang telah mengadung anda selama 9 bulan, dn bersusah payah melahirkan anda, bertaruh nyawanya. Berikut kisah yang sangat sedih ini.

Seorang Ibu berada di pojokkan rumah sebelum lebaran.

Di tengah pintu, ada ibu duduk terdiam, tetangganya bertanya:
Tetangga : Kamu lagi ngapain Yu (panggilan untuk orang yang lebih tua/seumuran-wanita)? duduk menyediri gitu?

Ibu-ibu : Nggak papa...  lagi pingin menyediri aja.

Tetangga : sampeyan sudah enak ya, anaknya sudah pada sukses semua, ada yang jadi pejabat, ada yang jadi dokter, ada yang jadi manajer. Jadi kalau mau lebaran seperti ini ya tenang, nggak khawatir nggak bisa berpakaian bagus, beda sama aku ini, apalagi buat lebaran, puasa sampe kelar aja udah untung.

Ibu : Alhamdulillah Yu, sayang cuma sendirian begini, dulu waktu masih ada bapaknya anak-anak, masih mending ada yang diajak ngobrol berkeluh kesah...

Saat malam takbiran, ibu tadi baru aja menyiapkan beras buat zakat fitrah dirinya, lalu tiba-tiba ada keponakannya datang membawa HP...

Keponakan : Budhe, ini ada SMS dari Mas Draup (anak yang jadi Pejabat di Jakarta) katanya, maaf pas lebaran nanti dia mau silaturahmi dulu ke pimpinan instansinya di Semarang, kalau waktunya cukup ya mampir, kalau enggak ya langsung balik jakarta karena liburnya cuma sebentar.
Tadi sore Mas Drais (anak yang jadi dokter di Bandung) juga telpon, katanya, mohon maaf juga pas lebaran nanti nggak bisa langsung pulang kampung karena istri dan anaknya minta liburan dulu ke Bali.
Lha ini malah Mas Dalban SMS lagi (anak yang jadi manajer di Surabaya), mau telpon Budhe nih, ini Budhe Mas Dalban mau ngomong...

Dalban : Assalamu'alaikum Bu'..

Ibu : Wa'alaikumussalam warohmatullah, Dalban sehat ?

Dalban : Alhamdulillah sehat Bu, Dalban mohon maaf sebesar besarnya ya Bu', pas lebaran nanti  Dalban harus silaturahmi ke tempat  Bos dulu, setelah itu lanjut acara meeting di luar kota, maaf ya Bu'?

Ibu : Iya Dalban nggak papa, Ibu juga minta maaf ya nak, yang penting kalian pada bahagia, Ibu juga ikut bahagia...

Setelah keponakannya pergi, sambil membereskan beras fitrah tadi, tak terasa air mata si Ibu menetes, membasahi pipi tuanya yang mulai keriput, seiring sayup suara takbir berkumandang dari kejauhan...

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar
Lailahaillallahu Allahu Akbar
Allahu Akbar Walillahil Hamd..


Dalam hati si Ibu berdo'a, " Ya Allah, mudah mudahan anak anakku semuanya diberikan kesehatan dan juga keselamatan dalam rangka bersilaturahmi tadi.."

Meskipun kisah ini dipenggal hingga saat ibu mendoakan anaknya dengan ikhlas, namun sungguh membuat dada ini rasanya sesak. Tak terasa air matapun berlinang. Betapa sedih, kisah seorang ibu yang berlumuran darah, sembilan bulan mengandung, merawat ketika demam waktu kecil, masih ngompol, masih buang air besar di celana, tapi ketika ingin berkumpul dengan anaknya saat lebaran saja, terkadang tidak bisa. Anak anaknya lebih mementingkan pimpinannya, bosnya, sama anak istrinya.

Seorang ibu hanya bisa menangis di pojokan rumah, sudah gitu masih bisa mendoakan yang terbaik bagi anak-anaknya.

Semoga kita semua, bisa jadi anak anak yang berbakti pada kedua orang tua.
Jagalah kedua orang tua kita, jangan sampai membuat sedih, dan sakit hati kedua orang tua kita, terutama Ibu yang melahirkan kita.
SHARE ARTIKEL