Mengajarkan Anak Meminta Maaf Untuk Membangun Mental Anak

Penulis Penulis | Ditayangkan 11 Jul 2016

Banyak orang mengatakan bahwa “meminta maaf” itu mudah. Namun, bagi sebagian orang, yang belum bersedia belajar untuk melakukannya, memang dirasa sangat sulzt. Sebagai orangtua, mengajarkan anak meminta maaf memang sebuah kewajiban. Mengapa? Karena, melalui sikap meminta maaf, anak belajar untuk merendahkan hati, belajar mengoreksi diri, dan belajar untuk tidak menang sendiri.

Mengajarkan Anak Meminta Maaf Untuk Membangun Mental Anak

Permintaan maaf bukanlah berbicara tentang “aku yang salah” dan “mereka yang benar”, melainkan belajar tentang nilai kehidupan. Nilai sebuah relasi. Maka, dengan meminta maaf kita sudah memenangkan sebuah nilai relasi
melebihi ego kita. Kita menang atas diri kita sendiri. Itulah yang perlu ditanamkan kepada anak-anak kita.

Sesulit apakah mengajarkan nilai kerendahhatian melalui perbuatan minta maaf? Video yang ada di bawah ini menggambarkan betapa sulitnya seorang Ayah mengajarkan anaknya meminta maaf. Ia bahkan mengatakan, “Ayo ucapkan I am sorry…. Buka mulut kamu, ucapkan sorry….
Apa sih susahnya membuka mulut dan mengucapkan sorry?”.

Ayah itu gigih sekali dan terus mengulang permintaannya kepada salah satu anaknya yang telah melakukan perbuatan yang kurang menyenangkan terhadap saudaranya.

Di saat sang anak sudah menyadari pentingnya meminta maaf, kemudian ia meminta maaf kepada saudaranya, di saat yang sama ada seorang perempuan yang menabraknya. Ini adalah tantangan baru bagi Ayahnya untuk konsekuen mengajarkan pentingnya “meminta maaf”. Ayah itu meminta kepada perempuan asing tersebut untuk meminta maaf.

Sayang, perempuan itu tidak menanggapinya dengan baik. Demi tegaknya prinsip dalam pembelajaran yang ia berikan kepada anak-anaknya, Ayah ini lalu melapor kepada Manager Toko. Namun, Manager Toko juga tidak berhasil membuat perempuan itu meminta maaf kepada gadis kecilnya.

Akhirnya……. Peristiwa mengharukan terjadi. Petugas keamanan, atas perintah Sang Manager Toko, menangkap perempuan asing tersebut dengan tuduhan telah bersikap tidak sopan. Ketika perempuan tersebut meronta karena diborgol oleh petugas keamanan, gadis kecil itu mendekat. Gadis kecil itu mengatakan persis sama yang dikatakan Ayahnya kepadanya. “Nyonya…. Aku hanya ingin Nonya mengatakan sorry…. Tinggal membuka mulut dan mengatakan sorry….”. Dan…. Perempuan itu mengatakan maaf sambil menangis dalam pelukan gadis kecil itu.

Kata “maaf” memang mudah diucapkan, namun, ternyata juga butuh keberanian untuk mengucapkannya. Keberanian untuk merendahkan hati dan melepaskan semua atribut yang melekat dalam diri kita, sangat dibutuhkan untuk mengucapkan kata sederhana…….”maaf…”.
SHARE ARTIKEL