Kisah Nyata : Michael Sahertian, Seorang Driver Gojek Yang Merasa Terdzolimi !
Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 15 Jul 2016Ternyata driver gojek adalah mitra, bukan pekerja |
Dengan segala hormat,
Bukan nya menghujat tapi coba yg berakal sehat baca sampai habis baru kemudian putuskan apakah pendapat saya benar atau salah.
Pertama bergabung sebagai MITRA PT. Gojek Indonesia adalah di tanggal 13 Agustus 2015.
Saat itu berdasarkan perjanjian maka status saya adalah MITRA bukan KARYAWAN. Di surat perjanjian (terlampir) disebutkan bahwa Atribut seperti Jaket dan Helm GOJEK di PINJAMKAN kepada Driver akan tetapi jika hilang / rusak maka akan dikenakan biaya penggantian sebesar Rp 200.000,- dan surat perjanjian itulah yang saya TANDATANGANI di atas materai dengan tinta basah.
Ternyata kemudian dilakukan pemotongan / cicilan atas Helm dan Jaket GOJEK sebesar Rp 5,000/hari, saya baru ambil (1 buah) helm sewaktu di GBK dan sisanya yaitu (1 helm dan 1 jaket) di tanggal 17/2-2016 (untuk item terakhir ini sudah lunas dan jumlah cicilan adalah Rp 2.500,- / hari utk masing2 item dan sudah lunas kira2 1-2 bulan lalu.
Hari ini, saya mengundurkan diri sebagai mitra PT. GOJEK INDONESIA, tapi apa yang terjadi ? Ternyata,
1. PT. GOJEK INDONESIA sudah menyiapkan format pengunduran diri (terlampir) dan disitu ditulis bahwa saya BEKERJA DI PT. GOJEK INDONESIA sebagai driver.
2. Ternyata atribut yang saya cicil itu BUKAN milik saya, jadi saat saya keluar, maka semuanya harus di kembalikan ke PT. GOJEK INDONESIA.
Karena hal-hal tersebut diatas, maka saya, sampai pada kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. GOJEK INDONESIA memanfaatkan dan melakukan pembohongan publik terhadap tenaga kerja Driver nya, dengan cara "jualan" HP, JAKET dan HELM. (Kalau beli banyak minimal harga modal jaket bisa jadi cuma Rp 80,000 dan helm pun bisa jadi cuma dgn harga Rp. 80,000 - berarti untung Rp 20,000),
2. Kalau saya bekerja dengan PT. GOJEK INDONESIA (seperti pada format surat pengunduran diri) berarti seharusnya saya dapat JAMSOSTEK, ASURANSI dan THR (sampai hari ini tidak ada),
3. Berarti kalau bergabung sebagai "mitra driver" PT. GOJEK INDONESIA (baca : bekerja) sebenarnya diperlukan "MODAL AWAL" yang dicicil paling tidak sebesar Rp. 400,000 (2 jaket dan 2 helm),
4. Sebenarnya dengan driver memakai atribut GOJEK, bukan kah itu berarti PROMOSI BERJALAN bagi PT. GOJEK INDONESIA ? Bukan nya kalau kalian beriklan itu seharusnya membayar BUKAN dibalik, yang mengiklankan justru membayar. (Menang banyak yah ?)
Karena itu saya minta klarifikasi tentang masalah ini dari PT. GOJEK INDONESIA, karena percuma saya bicara dengan karyawan yang tidak duduk sebagai "Decision Maker" ujung2 nya tidak ada solusi, malah membuat saya makin mangkel tidak jelas.
Note :
1. jangan coba2 manipulasi data order saya di server, karena semuanya saya catat HARD COPY dan screen shot dan bisa di cek saya TIDAK PERNAH MELAKUKAN ORDER FIKTIF.
2. Saya tidak menandatangani surat pengembalian atribut, krn menurut saya, saya membayar untuk itu.
Tertanda,
Michael Sahertian
Email Gojek : gojek.jktb6987@gmail.com
Baca Juga : Kisah Yang Mengharukan, Warga Belanda Mencari Jejak Ibu Kandung di Surabaya
Setelah ia memposting kisahnya tersebut, ia unggah bersama bukti-buktinya berikut ini,
kemudian hal ini langsung menjadi perbicangan yang ramai di media social facebook.Ada yang berkomentar pedas terhadap PT. Gojek Indonesia, dan ada pula yang pernah mengalami hal serupa.
Bagaimana pendapat pribadi anda? Semoga perusahaan-perusahaan seperti yang diberantas dan tidak layak menjadi solusi pekerjaan buat masyarakat. Perusahaan yang hanya mementingkan keuntungan semata. Perusahaan yang mendzolimi pekerjanya dengan cara mengingkari perjanjian yang dibuatnya sendiri.