Berikan Penghargaan Kala Anak Berprestasi Sebagai Penyemangat Perkembangan Anak

Penulis Penulis | Ditayangkan 14 Jul 2016

Orang tua sangat berharap anak-anaknya menjadi kebanggaan. Agar bisa terus berprestasi, berikan perhatian dan penghargaan saat mereka meraih prestasi tertentu. Ini akan memberikan stimulus kepada anak-anak agar terus meraih prestasi terbaik.

Berikan Penghargaan Kala Anak Berprestasi Sebagai Penyemangat Perkembangan Anak

seperti yang kami kutip dari nu.or.id, kamis, 14/7/016. "Karenanya memberikan reward atau penghargaan kepada peserta didik dan anak sangat penting," kata KH Farmadi Hasyim, Rabu (13/7).

Memberikan penghargaan juga sebagai bentuk dukungan dan kepedulian para guru dan pimpinan sekolah serta orang tua terhadap jerih payah yang telah dilakukan anak dan peserta didik, lanjutnya.

Penjelasan ini disampaikan Kiai Farmadi, sapaan akrabnya saat memberikan taushiyah halal bi halal di hadapan keluarga besar guru, karyawan dan alumni SMAN 11 di RM Bandar Djakarta, jalan HR Muhammad 360 Surabaya.

BACA JUGA : Dialog Lintas Agama Merindukan Sosok Gus Dur yang Sangat Fenomenal

Kiai Farmadi sangat mengapresiasi sejumlah orang tua yang rela mengeluarkan biaya dan meluangkan waktu menamani sang buah hati dengan berdharmawisata ke sejumlah tempat. "Bahkan ada yang memberikan hadiah berupa umrah, ini sangat baik dan cukup mendidik," kata Kepala Seksi Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Surabaya ini.

Meskipun harapan kepada anak dan peserta didik sangat tinggi, namun jangan sampai membebani mereka secara berlebihan dan di luar kemampuan. "Kalau memang fisik anak tidak mampu mengangkat beban seberat 20 kilogram sekaligus, jangan paksa mereka," terangnya. Yang lebih baik adalah mengajari mereka dengan mengangkut beban secara bertahap, lanjutnya.

Demikian pula para orang tua dan guru tidak semata gemar memerintah. "Berikan anak kita teladan, bukan semata perintah dan anjuran tanpa contoh," ungkapnya. Hal ini yang kerap terjadi di rumah maupun saat di sekolah. Anak-anak diperintah disiplin saat di sekolah dan rumah, pada saat yang sama ternyata hal tersebut tidak dilakukan oleh guru dan ayah serta ibu.

BACA JUGA : Subhanallah Istiwa’ A’dham,15 Juli 2016, Matahari Kembali Melintas Tepat di Atas Ka’bah

Wakil Ketua Pengurus Wilayah Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jawa Timur ini kemudian mengingatkan bahwa dalam syair Arab disebutkan lisanul hal afshahu min lisanil maqal. "Dalam artian, keteladanan itu lebih kuat pengaruhnya daripada ucapan atau kata-kata. Karena itu, para guru dan orang tua harus lebih memilih mendidik melalui keteladanan daripada semata memerintah dan menyampaikan anjuran," pesannya.

Pada kesempatan tersebut, kandidat doktor di UIN Sunan Ampel Surabaya ini juga mengingatkan kian menipisnya etika. "Dulu, banak-anak akan tergopoh-gopoh dan berebut bersalaman dengan guru sebelum masuk ruangan kelas," katanya. Cara bersalaman para murid tidak semata mencium sekali saja tangan sang guru, bahkan bisa sampai dua hingga kali, lanjutnya.

Belum lagi kasus lain yang kini kian memprihatinkan. "Ini tugas kita bersama dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan dan akhlak peserta didik di masa depan," pungkasnya.
SHARE ARTIKEL