Beginilah Perdebatan Antara Surga Dan Neraka.

Penulis Dzikir Pikir | Ditayangkan 10 Jul 2016
Beginilah Perdebatan Antara Surga Dan Neraka.
Ilustrasi
Bagaimana seandainya surga dan neraka itu tidak ada? Apakah kita akan terus beramal sholeh, melakukan kebaikan, melakukan ibadah ibadah wajib dan ibadah sunnah? Masihkah kita patuh tidak melanggar apa yang dilarang oleh Allah SWT? Tapi semua amal baik ataupun buruk kita akan ditentukan saat dihari akhir nanti, tentunya sebagai umat muslim yang beriman pastilah percaya pada datangnya hari akhir. Bila amal kita ditimbang baik maka surgalah tempat kita, tapi bila amal kita semasa hidup di dunia buruk maka nerakalah tempat kita, Naudzubillah.

Maka selama kita hidup di dunia ini yang hanya merupakan persinggahan saja, mari melakukan banyak perbuatan baik untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya. Karena itu semua penentu nasib kita kelak saat datangnya yaumul hisab.
Tentunya kita semua ingin dapat masuk ke surga dan memperoleh semua kenikmatan yang telah disediakan oleh Allah. Namun tak dapat ditolak semua manusia tak luput dari dosa dan akan merasakan siksa neraka, kecuali Rasulullah yang telah dijanjikan oleh Allah SWT untuk masuk ke surgaNya, dan para auliya’ suhada’, tabi’in serta orang-orang yang dikehendaki oleh Allah SWT.

Melihat kenyataan ini, membuat surga dan neraka berdebat tentang nasib manusia. Tentunya keduanya tidak mau kalah karena merasa bahwa akan banyak manusia yang menjadi penghuni neraka maupun surga. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ada perdebatan di antara surga dan neraka. Nabi bersabda pada perdebatan tersebut surga dan neraka memilih jenis orang yang pantas untuk menjadi penghuni mereka karena mereka tidak mau mengalah satu sama lain.

Pada perdebatannya dengan surga, neraka mengatakan bahwa manusia yang pantas menjadi penghuninya adalah mereka yang lalim. Orang-orang tersebut mendapatkan kesenangan dengan menyiksa orang yang lemah. Tentunya menjadi pantas bagi mereka untuk masuk ke dalam neraka dan mendapatkan balasan siksaan mereka tersebut.

Sama halnya dengan surga pada perdebatan tersebut yang mengatakan bahwa manusia yang pantas menjadi penghuninya adalah mereka yang lemah, sering direndahkan, dan para budak. Orang-orang tersebut telah mendapatkan banyak siksaan selama di dunia, karena itulah mereka akan mendapatkan banyak berkat dengan berada di dalam surga yang penuh dengan keajaiban untuk umat Allah yang setia kepada-Nya.

Baca Juga : Dzikir Itu Bisa Terlarang Karena……

Ternyata saat itu Allah mendengar perdebatan antar surga dan neraka tersebut dan tidak mengiyakan kedua belah pihak. Sebaliknya Allah punya kehendak sendiri. Karena itulah berfirmanlah Ia pada surga dan mengatakan bahwa surga sesungguhnya merupakan rahmat dari Allah. Karena itulah Ia akan merahmati siapapun yang Ia kehendaki.

Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadits qudsi,

"Allah Taala berfirman kepada surga," demikian sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari ini, "Kau adalah rahmat-Ku," Allah Taala melanjutkan, "Denganmu Aku merahmati siapa saja yang Aku Kehendaki dari hamba-hamba-Ku."

"Kemudian Allah Taala berfirman kepada neraka," tutur Imam Muslim meriwayatkan, "Kau adalah siksa-Ku," Kalam Allah Taala selanjutnya, "denganmu Aku menyiksa siapa pun yang Aku Kehendaki."

Demikian pula kepada neraka, Allah pun berfirman bahwa neraka adalah siksa dari Allah. Karena itulah Ia akan menyiksa siapapun yang Ia kehendaki. Allah juga berfirman bahwa Ia akan memenuhi isi surga dan neraka dengan orang-orang yang Ia kehendaki. Demikianlah Allah menutup firmannya tersebut.

Melihat firman Allah terhadap surga dan neraka yang berdebat, kita dapat menyimpulkan bahwa semua orang bisa masuk surga ataupun neraka sesuai dengan kehendak Allah. Maka dari itu kita sebagai hamba Allah yang lemah sepatutnyalah kita selalu berusaha untuk memperbaiki diri agar lebih baik dalam ibadah, dalam tingkah laku kita, dalam hubungan kita dengan sesama, dalam hubungan kita dengan orang tua, anak istri kita, serta dalam usaha untuk menjauhi segala laranganNya. Semoga Allah SWT selalu merahmati atas apa yang telah kita lakukan. Aamiin.
SHARE ARTIKEL